Robert Bosch Pangkas Ribuan Karyawan: Industri Otomotif Eropa Berjuang di Tengah Ketidakpastian

Raksasa pemasok otomotif asal Jerman, Robert Bosch, mengambil langkah berat dengan merencanakan pengurangan hingga 13.000 tenaga kerja. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kondisi pasar yang kurang menggembirakan, beban biaya operasional yang tinggi, serta persaingan yang semakin ketat.

Perusahaan mengungkapkan bahwa mereka harus mengatasi kelebihan beban biaya tahunan sebesar 2,5 miliar euro. Upaya efisiensi yang dilakukan tidak hanya berupa pemutusan hubungan kerja (PHK), tetapi juga mencakup pemangkasan biaya material dan operasional, pengurangan investasi pada fasilitas dan bangunan, serta penyederhanaan logistik dan rantai pasok.

Pemangkasan jumlah karyawan akan dilakukan secara bertahap di beberapa lokasi di Jerman hingga tahun 2030. Bosch menjelaskan bahwa terdapat kelebihan kapasitas di berbagai bidang, termasuk administrasi, penjualan, pengembangan, dan produksi, yang disebabkan oleh penurunan permintaan.

Salah satu anggota dewan manajemen Bosch menyatakan bahwa perusahaan harus segera memperkuat daya saing di sektor mobilitas dan terus memangkas biaya secara permanen. Ia mengakui bahwa keputusan ini sangat sulit, tetapi tidak ada alternatif lain yang dapat diambil.

Sebelumnya, CEO Bosch telah memberikan indikasi akan adanya penyesuaian struktural. Meskipun demikian, perusahaan masih optimis bahwa pendapatan pada tahun 2025 akan tumbuh sekitar 2% dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai 90,5 miliar euro. Saat ini, Bosch mempekerjakan sekitar 418.000 orang di seluruh dunia.

Di tengah kabar buruk ini, ada sedikit harapan bagi industri otomotif Eropa. Pemerintah Amerika Serikat telah mengonfirmasi implementasi perjanjian dagang dengan Uni Eropa. Tarif impor kendaraan dan suku cadang dari Eropa telah diturunkan menjadi 15% sejak 1 Agustus.

Namun, asosiasi industri otomotif Jerman (VDA) berpendapat bahwa hambatan perdagangan yang masih ada tetap menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, Uni Eropa perlu terus berupaya untuk memperbaiki kondisi perdagangan transatlantik.

Anggota dewan Bosch yang juga menjabat sebagai ketua divisi Mobilitas menyatakan bahwa perkembangan geopolitik dan hambatan perdagangan, seperti tarif, menimbulkan ketidakpastian besar yang harus dihadapi oleh perusahaan.

Scroll to Top