Negosiasi Israel-Suriah Terhenti Akibat Koridor Keamanan

Perundingan antara Israel dan Suriah menemui jalan buntu di saat-saat terakhir. Permintaan Israel untuk membangun koridor aman di wilayah Suriah menjadi batu sandungan utama dalam upaya penyelesaian konflik kedua negara.

Israel menginginkan pembukaan "koridor kemanusiaan" menuju provinsi Sweida dengan alasan memberikan bantuan. Namun, Damaskus menolak mentah-mentah permintaan tersebut, menilai itu sebagai pelanggaran kedaulatan negara. Serangan pasukan Israel ke wilayah selatan Suriah terjadi pasca jatuhnya pemerintahan Bashar Assad pada Desember lalu.

Menurut sumber dari Suriah dan Amerika Serikat, permintaan Israel inilah yang menyebabkan kesepakatan gagal tercapai.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan dimulainya pembicaraan antara kedua negara. Ia menyatakan bahwa kemenangan Israel atas "poros teror Iran" telah membuka peluang perdamaian yang tak terpikirkan sebelumnya.

Setelah berbulan-bulan diskusi yang difasilitasi oleh Amerika Serikat, Damaskus dan Yerusalem Barat hampir mencapai kesepakatan garis besar pakta dalam beberapa minggu terakhir.

Utusan khusus AS untuk Suriah, Tom Barrack, mengungkapkan bahwa kedua belah pihak hampir mencapai perjanjian "de-eskalasi". Sesuai dengan persyaratan tersebut, Israel akan menghentikan serangannya sementara Suriah berjanji untuk tidak menempatkan alat berat atau mesin di dekat perbatasan Israel.

Zona demiliterisasi rencananya mencakup provinsi Sweida, tempat ratusan warga dari komunitas Druze tewas dalam beberapa bulan terakhir.

Pembicaraan ini terjadi bersamaan dengan kunjungan presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, ke New York untuk menghadiri Majelis Umum PBB. Al-Sharaa menyatakan harapannya untuk perjanjian keamanan, dan menegaskan bahwa Damaskus tidak "menciptakan masalah bagi Israel". Ia juga meremehkan prospek perjanjian yang lebih bersejarah di mana Suriah akan mengakui Israel.

Yerusalem Barat, yang memiliki minoritas Druze yang signifikan, menekankan komitmennya untuk melindungi warga Druze di Suriah. Bahkan, Israel melakukan serangan militer dengan dalih membela mereka.

Scroll to Top