Jakarta – Kesehatan mental ibu hamil adalah prioritas utama. Studi menunjukkan, masalah kesehatan mental selama kehamilan dapat memicu komplikasi yang tidak diinginkan. Salah satu faktor pemicunya adalah gejala kehamilan ekstrem seperti hiperemesis gravidarum.
Sebuah studi yang dipublikasikan di The Lancet Obstetrics, Gynaecology & Women’s Health mengungkap bahwa ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum berisiko lebih tinggi (lebih dari 50%) mengalami gangguan kesehatan mental, seperti psikosis pasca persalinan dan gangguan stres pasca trauma.
Selain itu, risiko depresi pasca persalinan meningkat hampir tiga kali lipat, dan risiko gangguan makan meningkat lebih dari dua kali lipat pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
Studi menganalisis data dari 477.000 wanita dengan hiperemesis gravidarum di 18 negara maju dan berkembang. Hasilnya menunjukkan, wanita dengan kondisi ini juga berisiko dua kali lipat terkena ensefalopati Wernicke, kondisi neurologis akibat kekurangan vitamin B1 dan sindrom refeeding.
Peneliti merekomendasikan skrining masalah psikologis pada semua ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, tanpa memandang tingkat keparahan gejalanya. Tingkat keparahan hiperemesis gravidarum tidak selalu mencerminkan dampak pada kesehatan mental. Ibu hamil perlu mendapatkan perawatan terpadu untuk kesehatan fisik dan mental.
Tim medis perlu memberikan perhatian khusus pada masalah kesehatan mental akibat hiperemesis gravidarum. Studi ini menyoroti kesenjangan antara persepsi medis dan pengalaman ibu hamil terkait dampak hiperemesis gravidarum pada kesehatan mental. Deteksi dini dan perawatan terpadu sejak awal kehamilan sangat penting untuk mencegah gangguan kejiwaan yang berat.
Apa Itu Hiperemesis Gravidarum?
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Kondisi ini terjadi pada sekitar tiga persen kehamilan dan didiagnosis ketika ibu hamil kehilangan lebih dari lima persen berat badan, disertai dehidrasi dan ketidakseimbangan cairan tubuh.
Perawatan medis, termasuk rawat inap, mungkin diperlukan untuk menghentikan muntah dan mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui, tetapi teori mengaitkannya dengan perubahan hormon, sistem pencernaan, faktor genetik, dan kekurangan vitamin B6.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).