Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, melontarkan kritik tajam terhadap serangkaian serangan yang dilancarkan Israel di berbagai negara Timur Tengah. Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Lavrov memperingatkan bahwa tindakan Israel berpotensi memicu konflik yang lebih luas dan menghancurkan stabilitas kawasan.
Lavrov menilai operasi militer Israel di Palestina, Iran, Qatar, Yaman, Lebanon, Suriah, dan Irak sebagai tindakan ilegal yang dapat membakar seluruh Timur Tengah. Ia juga menentang keras rencana Israel untuk mencaplok Tepi Barat, menyebutnya sebagai upaya untuk mematikan negara Palestina yang merdeka.
"Tidak ada justifikasi untuk aneksasi Tepi Barat. Ini adalah upaya kudeta untuk mengubur resolusi PBB tentang pembentukan negara Palestina," tegas Lavrov.
Menanggapi pengakuan negara Palestina oleh Prancis, Inggris, dan negara Barat lainnya, Lavrov menyindir bahwa langkah tersebut seharusnya diambil jauh sebelumnya. Ia menduga negara-negara tersebut sengaja menunda pengakuan hingga situasi di lapangan semakin memburuk akibat serangan Israel.
Rusia sendiri telah mengakui negara Palestina sejak era Soviet dan berupaya menjaga hubungan baik dengan Israel karena pengaruhnya di kawasan dan keberadaan komunitas Yahudi yang signifikan di Rusia.
Selain mengkritik Israel, Lavrov juga menuduh kekuatan Barat menyabotase upaya diplomasi dengan Iran melalui penerapan kembali sanksi PBB. Ia mengecam penolakan terhadap tawaran Rusia dan Tiongkok untuk memperpanjang batas waktu, yang menurutnya mengungkap niat Barat untuk memeras Teheran dan memaksanya untuk membuat konsesi sepihak.