Berita baik bagi para penggemar olahraga dua roda! Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa bersepeda secara signifikan dapat menurunkan risiko demensia hingga 19% dan Alzheimer sebesar 22%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang lebih sering menggunakan transportasi pasif seperti mobil, bus, atau kereta api.
Penelitian yang melibatkan hampir setengah juta peserta dari Inggris ini diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open. Temuan ini memperkuat bukti bahwa aktivitas fisik, khususnya bersepeda, memiliki dampak positif yang luar biasa bagi kesehatan otak.
Mengapa Bersepeda Begitu Efektif?
Studi ini melibatkan peserta berusia antara 40 hingga 69 tahun, yang diminta mengisi kuesioner tentang moda transportasi yang paling sering mereka gunakan. Pilihan transportasi dikelompokkan menjadi:
- Nonaktif (mobil, bus, kereta)
- Berjalan kaki
- Kombinasi berjalan kaki dan moda nonaktif
- Bersepeda
- Kombinasi bersepeda dengan moda lain
Setelah dievaluasi selama rata-rata 13 tahun, terlihat bahwa bersepeda, baik secara mandiri maupun dikombinasikan dengan moda lain, menunjukkan korelasi terkuat dengan penurunan risiko demensia. Menariknya, kelompok pesepeda juga memiliki volume hipokampus yang lebih besar, area otak yang krusial untuk memori dan pembelajaran.
Meskipun berjalan kaki juga menunjukkan penurunan risiko demensia sebesar 6%, penelitian ini mengaitkannya dengan peningkatan risiko Alzheimer sebesar 14%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh fakta bahwa sebagian peserta pejalan kaki sudah mengalami masalah kesehatan atau mobilitas.
Faktor Genetik Juga Berperan
Faktor genetik juga memainkan peran penting. Individu tanpa gen risiko Alzheimer APOE ε4 menunjukkan penurunan risiko demensia hingga 26%, sementara pembawa gen ini mengalami penurunan risiko sebesar 12%.
Seorang profesor neurologi di Stony Brook University di New York menekankan bahwa studi ini adalah yang pertama menunjukkan kaitan bersepeda tidak hanya dengan penurunan risiko demensia, tetapi juga dengan ukuran hipokampus yang lebih besar.
Pentingnya Diperhatikan
Perlu diingat bahwa studi ini memiliki beberapa keterbatasan. Data transportasi hanya dikumpulkan sekali, sehingga tidak mencerminkan perubahan kebiasaan jangka panjang. Selain itu, mayoritas peserta adalah berkulit putih dan relatif sehat, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk semua populasi. Karena studi ini bersifat observasional, hubungan yang ditemukan tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung.
Terlepas dari keterbatasan tersebut, olahraga seperti bersepeda telah terbukti meningkatkan kebugaran kardiovaskular, meningkatkan aliran darah ke otak, mendukung neuroplastisitas (kemampuan otak membentuk koneksi baru), dan meningkatkan metabolisme.
Selain itu, bersepeda membutuhkan koordinasi tubuh dan otak yang lebih kompleks dibandingkan dengan berjalan kaki santai. Hal ini memberikan tantangan kognitif tambahan yang dapat membantu menjaga fungsi otak. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo bersepeda untuk otak yang lebih sehat dan masa depan yang lebih cerah!