Geng Narkoba Argentina Siksa dan Bunuh Tiga Wanita, Siaran Langsung Pembunuhan Picu Kemarahan Publik

Buenos Aires, Argentina diguncang kasus pembunuhan brutal tiga wanita muda oleh sebuah geng narkoba. Aksi keji ini bahkan dikabarkan disiarkan langsung melalui Instagram, memicu gelombang kemarahan dan protes dari masyarakat.

Ribuan demonstran turun ke jalan di Buenos Aires pada hari Sabtu, menuntut keadilan bagi para korban yang bernama Lara, Brenda, dan Morena. Keluarga korban membawa spanduk dan foto-foto mereka, didampingi para pendukung yang menyerukan "Narkofeminisida!" dan "Hidup Kami Tidak Bisa Dibuang!"

Jenazah Morena Verdi dan Brenda del Castillo (keduanya sepupu berusia 20 tahun), serta Lara Gutierrez (15 tahun) ditemukan terkubur di halaman sebuah rumah di pinggiran Buenos Aires, lima hari setelah dilaporkan hilang. Investigasi polisi mengarah pada keterlibatan geng narkoba, dengan dugaan siaran langsung kejahatan itu disaksikan oleh 45 anggota geng.

Ayah Brenda, Leonel del Castillo, menyatakan kesedihannya dan menekankan perlunya perlindungan bagi perempuan. Kakek dari kedua sepupu, Antonio del Castillo, dengan pilu mengecam para pelaku sebagai "haus darah" dan berharap kebenaran terungkap.

Pihak berwenang telah menangkap lima tersangka, terdiri dari tiga pria dan dua wanita. Tersangka kelima, yang diduga memberikan dukungan logistik dengan mobil, ditangkap di perbatasan Bolivia. Polisi juga merilis foto seorang warga Peru berusia 20 tahun yang diduga sebagai dalang kejahatan tersebut dan kini masih buron.

Menurut penyelidikan, para korban dipancing masuk ke dalam sebuah van pada 19 September dengan dalih menghadiri pesta. Diduga, ini merupakan bagian dari rencana untuk "menghukum" mereka karena melanggar aturan geng dan sebagai peringatan bagi yang lain.

Polisi menemukan rekaman video pembunuhan setelah seorang tahanan mengungkapkannya saat diinterogasi. Dalam video tersebut, seorang pemimpin geng terdengar mengatakan, "Inilah yang terjadi pada mereka yang mencuri narkoba dari saya." Laporan media Argentina menyebutkan para penyiksa memotong jari, mencabut kuku, memukul, dan mencekik para korban.

Meta, perusahaan induk Instagram, membantah bahwa siaran langsung terjadi di platform mereka. "Kami belum menemukan bukti siaran langsung yang terjadi di Instagram. Tim kami terus bekerja sama dengan penegak hukum dalam menyelidiki kejahatan mengerikan ini," kata juru bicara Meta.

Sepupu Brenda dan Morena, Federico Celebon, mengungkapkan bahwa para wanita muda tersebut terkadang terlibat dalam pekerjaan seks "untuk bertahan hidup," tanpa sepengetahuan keluarga mereka. Menurut laporan media lokal, para wanita tersebut diminta untuk menghadiri pesta sebagai pekerja seks komersial.

Yamila Alegre, seorang demonstran, mengecam pemberitaan media yang dianggap menyudutkan para korban. Bibi Lara, Del Valle Galvan, membantah keterlibatan remaja 15 tahun itu dalam narkoba atau prostitusi.

"Kami ingin keadilan ditegakkan, tidak ada yang ditutup-tutupi, dan seluruh kebenaran terungkap sehingga mereka yang bertanggung jawab dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka. Kami tidak takut!" tegas Galvan.

Scroll to Top