Film Dokumenter Intelijen Iran Jadi Bahan Olok-Olokan

Sebuah film dokumenter yang dirilis oleh Kementerian Intelijen Iran mengenai infiltrasi ke Israel menuai cibiran dari berbagai pihak, termasuk kelompok oposisi dan loyalis garis keras di negara tersebut. Film yang seharusnya menampilkan dokumen rahasia proyek nuklir Israel itu dianggap hanya mengandalkan visual umum dan klaim yang dibesar-besarkan.

Film berjudul "The Spider’s Hideout," yang ditayangkan di televisi pemerintah, menampilkan dokumen yang diklaim sebagai bukti intelijen tentang situs nuklir Israel, termasuk Dimona. Menteri Intelijen Iran menggambarkan film ini sebagai "infiltrasi besar-besaran yang menghasilkan harta karun intelijen rahasia," sebagai tanggapan atas kritik terhadap kinerja kementeriannya selama konflik dengan Israel.

Namun, peninjauan independen mengungkapkan bahwa sebagian besar gambar yang ditampilkan dalam film tersebut adalah gambar yang sudah tersedia secara luas di internet. Kritikus juga menyoroti bahwa beberapa visual menggambarkan kolaborasi penelitian nuklir Israel, bukan program senjata, dan individu yang disebutkan dalam film adalah pejabat Energi Atom Israel yang sudah dikenal publik.

Insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang efisiensi aparat intelijen Iran dan keefektifan metode propagandanya. Seorang kepala lembaga think tank Iran yang dekat dengan lingkaran kekuasaan menyerukan agar superioritas intelijen ditunjukkan di lapangan, bukan di media, dengan meningkatkan pencegahan dan kerugian bagi musuh. Ia juga mendesak pembentukan komite pencari fakta untuk mengatasi inefisiensi dan celah keamanan dalam aparat intelijen.

Media yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengakui penggunaan gambar arsip umum dalam film tersebut, menyebutnya sebagai "keputusan yang buruk" yang memungkinkan kritikus menyebut dokumenter itu "direkayasa". Namun, media tersebut mengklaim bahwa semua gambar, termasuk yang diarsipkan, diberi label "foto eksklusif". Media lain yang juga terkait dengan IRGC mengklaim bahwa dokumen-dokumen tersebut berasal dari sumber manusia di Israel dan digunakan untuk menargetkan lokasi-lokasi selama konflik.

Warganet Iran, baik dari pihak oposisi maupun loyalis Republik Islam, ramai-ramai melontarkan kritik keras. Mereka menyesalkan pemborosan sumber daya dan mempertanyakan kualitas aparat intelijen negara. Beberapa bahkan menyamakan film tersebut dengan "mainan" yang diberikan kepada anak-anak untuk mengalihkan perhatian.

Kritik dari kelompok ultra-garis keras mungkin mencerminkan konflik struktural antara Kementerian Intelijen Iran dan jaringan intelijen paralel IRGC. Kementerian Intelijen secara resmi melapor kepada presiden, sementara organisasi intelijen IRGC melapor langsung kepada Pemimpin Tertinggi. Struktur ganda ini menciptakan tanggung jawab yang tumpang tindih dan persaingan yang sering terjadi. Selain itu, dukungan kementerian terhadap pelonggaran sosial dan budaya, termasuk penolakan penerapan undang-undang jilbab yang baru, dipandang melemahkan pengaruh kubu garis keras.

Scroll to Top