Misteri Berlian dari Kedalaman Bumi Terungkap: Kombinasi ‘Mustahil’ yang Menakjubkan

Penemuan luar biasa sepasang berlian yang terbentuk ratusan kilometer di dalam mantel Bumi yang lentur, telah membuka tabir misteri tentang proses pembentukan batu mulia ini. Berlian-berlian ini menyimpan inklusi unik, yaitu material yang terbentuk dalam lingkungan kimia yang sangat kontras: satu kaya oksigen (teroksidasi), dan yang lainnya miskin oksigen (tereduksi). Kombinasi yang oleh para peneliti dianggap "hampir mustahil" ini, memberikan wawasan berharga tentang kondisi di kedalaman mantel Bumi.

Inklusi, yang sering dianggap cacat oleh ahli perhiasan, justru menjadi harta karun bagi ilmuwan. Inklusi membawa fragmen batuan dari tempat berlian terbentuk, yang terperangkap selama proses kristalisasi. Karena berlian terbentuk jauh di dalam mantel yang sulit dijangkau, inklusi ini menjadi satu-satunya cara bagi ilmuwan untuk mempelajari komposisi dan kondisi di kedalaman Bumi tanpa gangguan.

Keunikan berlian ini terletak pada keberadaan mineral karbonat teroksidasi dan paduan nikel tereduksi dalam satu sampel. Secara kimiawi, kedua zat ini seharusnya tidak dapat berdampingan dalam waktu lama. Biasanya, inklusi berlian hanya menunjukkan salah satu jenis mineral. Penemuan inklusi teroksidasi dan tereduksi dalam satu berlian, mengungkap bahwa berlian dapat terbentuk ketika kedua jenis mineral ini bereaksi di dalam mantel. Ini adalah pertama kalinya ilmuwan melihat titik tengah reaksi ini terperangkap dalam berlian alami.

Penemuan ini memiliki implikasi besar terhadap pemahaman kita tentang mantel Bumi. Semakin dalam kita menjelajah ke dalam Bumi, semakin sedikit molekul oksigen yang tersedia. Meskipun perhitungan teoretis telah memberikan gambaran tentang perubahan dari kondisi teroksidasi menjadi tereduksi seiring dengan bertambahnya kedalaman, bukti langsungnya masih sangat terbatas.

Sampel berlian ini, yang berasal dari kedalaman antara 280 hingga 470 km di bawah permukaan Bumi, memberikan validasi dunia nyata pertama mengenai kimia mantel teoretis. Temuan ini menunjukkan bahwa material lelehan teroksidasi berada lebih dalam dari yang diperkirakan sebelumnya. Kimberlit, batuan vulkanik yang membawa berlian ke permukaan, biasanya teroksidasi. Oleh karena itu, peneliti mengira bahwa kimberlit tidak mungkin berasal dari kedalaman lebih dari 300 km. Namun, penemuan ini menunjukkan bahwa batuan teroksidasi bisa lebih dalam dari itu, dan demikian pula kimberlit.

Para peneliti menduga bahwa reaksi pembentukan berlian mungkin terjadi ketika fluida karbonat terseret ke bawah oleh lempeng tektonik yang menunjam, membawa mineral kaya oksigen bersentuhan dengan paduan logam mantel.

Keberadaan inklusi kaya nikel juga dapat membantu menjelaskan fenomena aneh pada beberapa berlian, di mana atom nikel sesekali menggantikan karbon dalam struktur kristal berlian. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya implikasi penemuan ini, tetapi temuan ini menjanjikan untuk membuka wawasan baru tentang pembentukan berlian dan kimia bagian dalam Bumi.

Scroll to Top