Indonesia tengah bersiap menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif ambisius untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak. Belajar dari keberhasilan negara lain menjadi kunci, dan Brasil hadir sebagai contoh sukses yang menarik.
Brasil telah lama menerapkan program serupa, yang dikenal sebagai Program Pemberian Makanan Sekolah Nasional (PNAE). Lebih dari sekadar memberikan makanan, Brasil memanfaatkan teknologi untuk memastikan program ini berjalan efektif dan memenuhi kebutuhan siswa.
Salah satu inovasinya adalah aplikasi ePNAE, sebuah alat pemantauan sosial yang memungkinkan berbagai pihak, mulai dari orang tua, siswa, guru, hingga ahli gizi, untuk terlibat dalam evaluasi. Melalui ePNAE, pengguna dapat memberikan penilaian terhadap makanan, menyampaikan komentar, bahkan mengunggah foto sebagai umpan balik. Aplikasi ini menyediakan peta interaktif untuk menemukan sekolah dan memastikan transparansi program.
Tak hanya pemerintah, siswa pun turut berpartisipasi. Aplikasi Fominha, yang dikembangkan oleh siswa sekolah menengah di ParanĂ¡, memungkinkan mereka untuk memberikan suara dalam pemilihan menu makanan sekolah. Mirip dengan media sosial, siswa dapat menyetujui atau menolak hidangan yang disajikan setiap hari. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam menyusun menu yang lebih menarik dan bergizi.
Presiden terpilih Prabowo Subianto bahkan telah mengirim tim ke Brasil untuk mempelajari langsung skema MBG yang sukses di sana. Diharapkan, pelajaran yang didapat dapat diimplementasikan di Indonesia, demi keberhasilan program MBG.
Saat ini, program MBG di Indonesia sedang dalam tahap persiapan. Diperkirakan, sekitar 22,7 juta orang akan menjadi penerima manfaat program ini hingga 8 September 2025. Dengan belajar dari pengalaman Brasil, dan memanfaatkan teknologi untuk pemantauan dan evaluasi, Indonesia berpeluang besar untuk mencapai kesuksesan dalam mewujudkan program Makan Bergizi Gratis.