Sejumlah aplikasi mobile yang sering kita unduh di perangkat Android dan iPhone ternyata berasal dari Israel. Bahkan, banyak di antaranya dikembangkan oleh perusahaan yang didirikan oleh para alumni Unit 8200, sebuah divisi elit di militer Israel yang fokus pada pengawasan dan perang siber.
Menurut laporan, aplikasi-aplikasi ini bervariasi, mulai dari aplikasi edit foto, game, hingga peta digital. Beberapa bahkan sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, seperti aplikasi peta digital Waze dan aplikasi transportasi umum Moovit.
Muncul dugaan bahwa perusahaan-perusahaan ini kerap menyisipkan adware, pelacak, atau mengumpulkan data pribadi pengguna. Ironisnya, ada juga aplikasi yang berubah dari open source menjadi platform komersial setelah diakuisisi oleh perusahaan Israel.
Karena terintegrasi erat dengan perangkat mobile, banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa mereka menggunakan aplikasi intelijen Israel di ponsel mereka. Beberapa platform bahkan diam-diam mengubah kebijakan privasi mereka setelah akuisisi, menimbulkan kekhawatiran tentang paparan data pengguna.
Praktik pengumpulan data dan model pelacakan opt-in yang kurang transparan juga menjadi sorotan. Meski demikian, jumlah unduhan aplikasi-aplikasi ini terus meningkat berkat investasi besar dalam iklan dan kemitraan dengan platform besar seperti Google dan Facebook.
Berikut adalah daftar aplikasi populer buatan intelijen Israel yang perlu Anda waspadai:
- ZipoApps (didirikan mantan agen intelijen Unit 8200)
- Bazaart (didirikan mantan intelijen IDF)
- Lightricks (salah seorang pendirinya masih bekerja di Unit 8200)
- Supersonic (CEO-nya memimpin operasional Angkatan Darat Israel)
- Playtika (didirikan oleh putra dari mantan Kepala Staf IDF)
- Crazy Labs (semua pendirinya masih bekerja di IDF)
- Moovit (dibangun oleh veteran unit siber Mamram)
- CallApp (pendirinya bekerja selama 3 tahun di Unit 8200)
- Gett (didirikan mantan pejabat Unit 8200)
- Waze (didirikan mantan engineer Unit 8200)
- Fooducate (didirikan mantan pilot Angkatan Udara Israel)
Hubungan erat antara teknologi militer Israel dan perkembangan aplikasi menunjukkan strategi militer negara tersebut dalam ambisi teknologi globalnya. Alumni Unit 8200 bukan hanya pengembang, tetapi juga ahli keamanan siber dengan pengalaman mendalam dalam intelijen dan pengawasan digital.
Dengan meningkatnya kecaman terhadap tindakan Israel, muncul kekhawatiran bahwa pendapatan dari aplikasi-aplikasi ini secara tidak langsung mendukung operasi militer dan memperkuat kemampuan pengawasan negara tersebut.
Gerakan Boikot, Penarikan Investasi, dan Sanksi (BDS) kini fokus pada platform digital dan mendorong orang-orang untuk menghapus aplikasi intelijen Israel dari ponsel mereka. Ini menjadi langkah penting dalam konsumsi teknologi yang lebih etis.
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah instalasi aplikasi buatan intelijen Israel:
- Periksa nama pengembang aplikasi di toko aplikasi resmi.
- Cari profil perusahaan pengembang di LinkedIn atau Crunchbase.
- Gunakan aplikasi open-source sebagai alternatif.
- Dukung pengembang yang berkomitmen pada praktik data aman dan etis.
Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah-langkah pencegahan, kita dapat melindungi data pribadi kita dan berkontribusi pada konsumsi teknologi yang lebih bertanggung jawab.