Gempuran Udara Dahsyat Rusia Landa Ukraina, NATO Siaga Tinggi

Jakarta – Gelombang serangan udara masif dilancarkan Rusia ke Kyiv dan sejumlah wilayah Ukraina pada Minggu lalu, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka. Serangan ini memicu respons cepat dari negara-negara NATO, meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Menurut laporan militer Ukraina, Rusia meluncurkan ratusan drone dan puluhan rudal dalam serangan semalam. Pertahanan udara Ukraina berhasil mencegat sebagian besar, namun dampak serangan tetap signifikan.

Presiden Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan bahwa serangan yang berlangsung selama lebih dari 12 jam itu menyebabkan puluhan orang terluka dan seorang anak tewas. Kerusakan parah juga dialami oleh fasilitas pabrik, bangunan tempat tinggal, dan infrastruktur pembangkit listrik.

Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi serangan tersebut, menyatakan bahwa serangan "besar-besaran" itu menargetkan infrastruktur militer Ukraina, termasuk lapangan terbang. Pemerintah Rusia membantah menargetkan warga sipil, meskipun ribuan orang dilaporkan tewas dan wilayah permukiman hancur akibat serangan.

Eskalasi ini mendorong Polandia, sebagai anggota NATO, untuk menutup wilayah udaranya di dua kota tenggara. Angkatan Udara Polandia mengerahkan jet-jet tempur sebagai respons terhadap potensi ancaman. Tindakan ini dilakukan mengingat insiden sebelumnya di mana drone Rusia jatuh di wilayah Polandia, menggarisbawahi pentingnya Pasal NATO yang mewajibkan semua anggota untuk membela negara anggota yang diserang.

Serangan besar-besaran ini semakin membebani sistem pertahanan udara Ukraina yang terbatas. Presiden Zelenskyy telah meminta mitra internasional untuk meningkatkan pasokan sistem pertahanan udara, termasuk rudal Patriot tambahan, untuk melindungi wilayah udara Ukraina. Namun, ketersediaan sistem pertahanan udara terbatas dan negara-negara lain juga perlu memperkuat pertahanan mereka sendiri di tengah ancaman yang dirasakan dari Rusia.

Scroll to Top