Seringkali kita mengira kenaikan berat badan hanya disebabkan oleh kelebihan asupan kalori. Padahal, faktor lain seperti stres, kurang tidur, dan perubahan gaya hidup juga berperan penting dalam masalah ini. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa fluktuasi dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi pemicu utama penambahan berat badan.
Gaya Hidup Tidak Stabil Sebagai Biang Keladi
Penelitian menunjukkan bahwa "ketidakstabilan gaya hidup" seringkali diabaikan sebagai faktor risiko penumpukan lemak berlebih. Peristiwa-peristiwa dalam hidup, mulai dari masalah pribadi hingga momen perayaan, dapat memicu kenaikan berat badan yang signifikan. Artinya, asumsi bahwa berat badan naik secara bertahap akibat kelebihan kalori harian perlu ditinjau ulang.
Teknologi seperti fitbit mengindikasikan bahwa penambahan berat badan cenderung terjadi secara sporadis. Segala hal yang berpotensi mengubah pola makan dan aktivitas fisik dapat berkontribusi, termasuk tekanan belajar, masalah dalam hubungan, penyakit, menjadi orang tua, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Semakin banyak gangguan yang dialami, semakin besar kemungkinan berat badan bertambah. Bahkan, hanya lima hari mengonsumsi makanan tidak sehat dapat memicu proses obesitas dalam tubuh.
Stres, Kurang Tidur, dan Peran Hormon
Stres kronis memicu pelepasan hormon kortisol yang meningkatkan nafsu makan dan penumpukan lemak di perut. Kurang tidur juga mengacaukan keseimbangan hormon, meningkatkan nafsu makan, dan menurunkan metabolisme. Kondisi ini seringkali mendorong konsumsi makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi sebagai cara mengatasi stres.
Perubahan pola makan yang tidak sehat sering terjadi pada individu yang mengalami ketidakstabilan hidup. Mereka cenderung mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan olahan tinggi gula dan lemak. Selain itu, ketidakstabilan hidup dapat mengurangi waktu dan energi untuk berolahraga, sehingga mengurangi pembakaran kalori. Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi masalah terkait stres atau ketidakstabilan mental juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan sebagai efek samping.
Perubahan Metabolisme dan Pengaruh Lingkungan
Perubahan lingkungan juga dapat memengaruhi metabolisme tubuh. Misalnya, suhu dingin dapat meningkatkan pembakaran kalori, sementara suhu panas dapat menurunkan metabolisme.
Peningkatan kortisol akibat stres dapat menekan fungsi biologis yang tidak dibutuhkan untuk bertahan hidup, seperti metabolisme. Hal ini membebaskan darah dan energi untuk tindakan segera. Lonjakan kortisol dapat memengaruhi kadar insulin, menyebabkan penurunan gula darah, dan memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan manis.
Mengelola Berat Badan Secara Holistik
Kenaikan berat badan adalah fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kondisi hidup yang tidak stabil, seperti stres, kurang tidur, dan perubahan pola hidup, berkontribusi signifikan terhadap penambahan berat badan melalui mekanisme yang memengaruhi asupan kalori dan aktivitas fisik.
Untuk mengelola berat badan, penting untuk memperhatikan keseimbangan energi, mengelola stres, cukup tidur, dan menjalani gaya hidup sehat yang mencakup pola makan seimbang dan aktivitas fisik teratur. Jika mengalami kenaikan berat badan yang signifikan atau tiba-tiba, segera konsultasikan dengan dokter.
Fokus pada makan dan bergerak secara sehat, daripada hanya pada berat badan itu sendiri, dapat meningkatkan peluang hasil yang lebih sehat. Intervensi yang efektif mungkin hanya membutuhkan perubahan perilaku sementara yang tidak sering.