Venus, si "kembaran Bumi", menyimpan teka-teki geologi yang menarik: coronae, struktur raksasa menyerupai mahkota yang menghiasi permukaannya. Ilmuwan kini selangkah lebih maju dalam memahami bagaimana formasi unik ini terbentuk.
Penelitian terbaru menyoroti peran penting mantel Venus dalam pembentukan coronae. Rupanya, mantel planet ini memiliki lapisan pembatas, semacam "plafon kaca" pada kedalaman sekitar 600 kilometer. Lapisan ini menjebak panas dan mengarahkan aliran material panas secara horizontal. Hanya arus panas terkuat yang mampu menembus lapisan ini dan mencapai permukaan, menciptakan coronae berukuran raksasa.
Meskipun Venus dan Bumi memiliki kesamaan dalam ukuran, kepadatan, dan jarak dari Matahari, permukaannya sangat berbeda. Venus memiliki kerak tunggal tanpa lempeng tektonik, yang membuat asal-usul coronae menjadi lebih rumit. Lebih dari 700 coronae telah dipetakan, dengan diameter bervariasi dari 200 km hingga lebih dari 500 km. Coronae besar terbentuk akibat aktivitas mantel dan proses tektonik, sementara yang lebih kecil terkait dengan arus panas lokal, serupa dengan gelembung lilin dalam lampu lava.
Para peneliti menggunakan model komputer untuk mensimulasikan bagaimana arus panas kecil terbentuk secara alami. Prosesnya dimulai ketika bongkahan batuan dingin dari kerak tenggelam ke dalam mantel yang panas, memicu reaksi berantai yang mendorong kantong batuan panas naik. Aliran panas sekunder ini naik, meleleh, dan kemudian tenggelam kembali, menghasilkan variasi unik dalam bentuk coronae. Model menunjukkan bahwa mekanisme ini paling efektif jika mantel Venus memiliki suhu 250–400 Kelvin lebih panas dibandingkan Bumi.
Meskipun hasil penelitian ini menjanjikan, peneliti menekankan perlunya simulasi 3D yang lebih kompleks, mempertimbangkan variasi komposisi mantel, dan melacak aktivitas panas serta geologi Venus sepanjang sejarah untuk memahami sepenuhnya bagaimana coronae, gunung api, dan fitur permukaan lainnya terbentuk.
