Moskow – Pemerintah Rusia menyampaikan respons tegas atas wacana Amerika Serikat (AS) mengirimkan rudal jarak jauh Tomahawk ke Ukraina. Langkah ini dipandang Moskow dapat meningkatkan kemampuan Kyiv untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.
Rusia memperingatkan bahwa pengiriman rudal Tomahawk oleh AS akan memicu eskalasi yang signifikan dalam konflik yang telah berlangsung selama 3,5 tahun terakhir.
Wakil Presiden AS, JD Vance, mengungkapkan bahwa Washington tengah mempertimbangkan permintaan Ukraina terkait pasokan rudal Tomahawk. Presiden AS, Donald Trump, belum mengambil keputusan final, dan berhati-hati agar perang di Ukraina tidak meningkat menjadi konfrontasi langsung dengan Rusia.
Namun, pertimbangan Trump atas langkah ini menunjukkan tingkat frustrasinya terhadap penolakan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyetujui gencatan senjata.
Bagi Kremlin, risiko eskalasi akibat keterlibatan AS akan semakin nyata jika rudal jarak jauh semacam itu ditembakkan jauh ke dalam wilayah Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Rusia sedang melakukan "analisis mendalam" terhadap berbagai kemungkinan skenario.
"Pertanyaannya adalah: siapa yang akan meluncurkan rudal-rudal ini…? Apakah hanya Ukraina, atau tentara Amerika juga terlibat?" ujar Peskov kepada wartawan. "Siapa yang menentukan target rudal-rudal ini? Pihak Amerika atau Ukraina sendiri?"
Peskov menekankan perlunya "analisis yang sangat mendalam" untuk memahami implikasi dari situasi tersebut.
Rudal Tomahawk memiliki jangkauan hingga 2.500 kilometer, yang cukup jauh untuk mencapai Moskow dan sebagian besar wilayah Rusia di dekat Eropa jika diluncurkan dari Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, baru-baru ini memperingatkan para pejabat Kremlin untuk "mengetahui lokasi tempat perlindungan bom" jika perang tidak segera diakhiri.
Belum jelas bagaimana atau melalui negara mana rudal Tomahawk akan dipasok, jika AS menyetujui permintaan Kyiv. Zelensky sebelumnya meminta Washington untuk menjualnya ke negara-negara Eropa yang kemudian akan mengirimkannya ke Ukraina.
Putin sebelumnya memperingatkan bahwa Rusia berhak menyerang instalasi militer di negara-negara yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal mereka untuk menyerang Rusia.
Namun, Peskov juga menyatakan bahwa penggunaan rudal Tomahawk tidak akan mengubah situasi dalam perang.
"Bahkan jika ini terjadi, tidak ada ‘obat mujarab’ yang dapat mengubah situasi di garis depan bagi rezim Kyiv saat ini… Baik Tomahawk maupun rudal-rudal lainnya tidak akan mampu mengubah dinamika," tegasnya, merujuk pada kemajuan yang diraih Rusia di Ukraina bagian timur.