Netanyahu Minta Maaf ke Qatar Atas Serangan Terhadap Hamas

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara mengejutkan menyampaikan permintaan maaf kepada Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. Permintaan maaf ini disampaikan melalui sambungan telepon dari Gedung Putih, Washington D.C., Amerika Serikat, terkait serangan terhadap kelompok Hamas di wilayah Qatar. Netanyahu berjanji insiden serupa tidak akan terulang kembali.

Permintaan maaf ini muncul setelah Netanyahu bersikap keras dan menentang sejak memerintahkan serangan pada 9 September lalu. Momen ini terjadi saat pertemuan dengan Presiden AS, Donald Trump, yang membahas potensi gencatan senjata di Gaza.

Pernyataan dari Gedung Putih menjelaskan bahwa Netanyahu menyampaikan penyesalan mendalam atas serangan rudal Israel terhadap target Hamas di Qatar yang menyebabkan seorang tentara Qatar tewas secara tidak sengaja. Selain itu, ia juga menyesalkan tindakan menargetkan kepemimpinan Hamas selama negosiasi penyanderaan, yang dianggap melanggar kedaulatan Qatar. Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan melakukan serangan serupa di Qatar di masa mendatang.

Sebagai tindak lanjut, Netanyahu dan Sheikh Mohammed sepakat untuk membentuk kelompok tiga pihak yang bertujuan meningkatkan koordinasi, memperbaiki komunikasi, menyelesaikan masalah bersama, dan memperkuat upaya kolektif untuk mencegah ancaman.

Sebelumnya, Netanyahu kerap mencemooh Qatar, yang merupakan lokasi pangkalan udara AS terbesar di kawasan itu, karena menyediakan tempat berlindung bagi Hamas. Kesepakatan dengan Hamas ini telah lama terjalin, bahkan dengan persetujuan diam-diam dari Israel, sebagai upaya untuk menjaga kelompok militan tersebut dari pengaruh Iran.

Netanyahu menyatakan bahwa perhitungan telah berubah sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Dalam beberapa bulan terakhir, Israel tidak hanya menyerang Gaza, tetapi juga Iran, Suriah, Lebanon, dan Yaman.

Trump sendiri mengungkapkan ketidakpuasannya atas serangan Israel di Qatar, negara yang memberinya hadiah berupa pesawat mewah. Serangan tersebut terjadi ketika para pemimpin Hamas sedang membahas proposal gencatan senjata di Gaza yang diusulkan oleh AS.

Scroll to Top