Kilas Balik Pasar Modal: BBRI Melambat, Erajaya Bervariasi, dan Rencana Stimulus Pemerintah

Performa Harian Pasar

IHSG mengalami penurunan sebesar 0,77%, sementara aliran dana asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,7 triliun. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sedikit melemah 0,09%, dan harga emas juga terkoreksi 0,57%. Harga minyak dan batu bara masing-masing turun 0,89% dan 0,27%, sementara harga CPO turun 0,87%. Nikel menjadi satu-satunya komoditas yang menguat, naik 0,94%.

Sorotan Utama

  • BBRI: Laba Bersih Bank Only Tertekan

    Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mencatatkan laba bersih bank only sebesar Rp4 triliun pada Agustus 2025, turun 16% secara tahunan, meskipun meningkat 6% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif, laba bersih bank only selama delapan bulan pertama 2025 mencapai Rp32,6 triliun, setara dengan 57% dari estimasi konsensus untuk laba konsolidasian tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh pendapatan non-bunga yang lebih rendah dan peningkatan beban provisi. Pertumbuhan kredit BBRI tercatat sebesar 6% secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya, tetapi masih di bawah target yang ditetapkan.

    Dengan penurunan suku bunga, tekanan pada margin perbankan diperkirakan akan mereda. Namun, akselerasi pertumbuhan ekonomi diperlukan untuk mendorong pertumbuhan kredit dan pengurangan level provisi. Valuasi BBRI saat ini berada di sekitar 1,8x 1–Year Forward P/BV, di bawah rata-rata historis 5 tahun terakhir.

  • SSSG Grup Erajaya Bervariasi

    Erajaya Swasembada (ERAA) mencatatkan pertumbuhan penjualan toko yang sama (SSSG) sebesar 3% pada Agustus 2025, namun SSSG selama delapan bulan pertama tahun ini terkontraksi 1,5%. Sebaliknya, Sinar Eka Selaras (ERAL) mencatatkan SSSG yang kuat sebesar 9,2% pada Agustus 2025, sehingga SSSG selama delapan bulan pertama tahun ini tumbuh 14,8%. Grup Erajaya menambahkan 33 toko pada Agustus 2025, sehingga total toko menjadi 2.189 unit.

  • Berita Korporasi Lainnya

    • Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit di atas 11% pada tahun 2026.
    • Elang Mahkota Teknologi (EMTK) meningkatkan kepemilikannya di Surya Citra Media (SCMA).
    • Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) akan menggarap proyek waste–to–energy senilai 300–350 juta dolar AS pada tahun 2026.
    • Komisaris Medikaloka Hermina (HEAL) meningkatkan kepemilikannya.
    • Ketrosden Triasmitra (KETR) berencana menambah kegiatan usaha di bidang angkutan laut.

Top Gainer & Loser

  • Top Gainer: RAJA, FILM, TINS, SSIA
  • Top Loser: DEWA, INDF, ANTM, MDKA

Berita Ekonomi Makro

  • Pemerintah merencanakan stimulus senilai 2 miliar dolar AS untuk mendorong belanja konsumen selama periode libur Natal dan Tahun Baru.
  • Ekspor minyak sawit Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025.
  • Mahkamah Konstitusi membatalkan persyaratan wajib dalam undang–undang Tapera.
  • Pemerintah menunda sementara penerapan pajak untuk pedagang e–commerce dengan omzet tahunan antara 500 juta–4,8 miliar rupiah.
  • Tower Bersama Infrastructure (TBIG) berencana mengalihkan saham treasuri kepada pengendali perseroan.

Apa Itu PE Ratio?

PE Ratio membantu membandingkan value saham secara lebih adil.

Scroll to Top