IHSG Terpeleset di Sesi I, Sektor Keuangan Jadi Beban Utama

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (30 September 2025).

IHSG merosot 0,33% atau 26,92 poin, berada di level 8.096,32. Aktivitas perdagangan cukup ramai dengan 316 saham mencatatkan kenaikan, 345 saham melemah, dan 296 saham stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 16,97 triliun dengan volume 34,19 miliar saham dalam 1,56 juta transaksi.

Dari seluruh sektor, hanya tiga yang berhasil menguat, yaitu properti (1,62%), industri (0,82%), dan energi (0,73%).

Sebaliknya, sebagian besar sektor mengalami koreksi. Sektor bahan baku dan keuangan mencatatkan penurunan terdalam, masing-masing -0,92% dan -0,91%.

Pelemahan sektor keuangan dipicu oleh penurunan harga saham bank-bank besar, dengan BBCA menjadi faktor pemberat utama bagi IHSG.

BBCA memberikan kontribusi negatif sebesar -8,96 poin terhadap penurunan IHSG. Hingga sesi I, harga saham BBCA turun 1,61% ke level 7.650.

Selain BBCA, saham BBRI juga berkontribusi negatif sebesar -8,28 poin, diikuti BBNI dengan -2,14 poin, dan Sinar Mas Multiartha -1,8 poin.

Saham-saham sektor telekomunikasi dan teknologi seperti Telkom (TLKM) dan Elang Mahkota Teknologi (EMTK) juga turut membebani pergerakan IHSG, masing-masing menyumbang -2,29 poin dan -1,41 poin.

Di tengah koreksi IHSG, beberapa saham masih menjadi incaran investor. Bumi Resources Mineral (BRMS) melanjutkan tren positif dengan kenaikan 2,94% dan nilai transaksi yang tinggi, mencapai Rp 848,1 miliar.

Rukun Raharja (RAJA) melonjak 15,94%, dengan total 203,1 juta saham diperdagangkan senilai Rp 626 miliar.

Sinergi Inti Andalan Prima (INET) juga melanjutkan penguatan, naik 7,75% hingga akhir sesi I dengan nilai transaksi Rp 584,6 miliar.

Sebelumnya, IHSG sempat dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,18% atau 14,39 poin.

Scroll to Top