Titik Balik Eropa: Mengapa Dukungan untuk Palestina Meningkat di Tahun 2025?

Eropa, yang lama dikenal sebagai pendukung setia Israel sejak berdirinya negara tersebut pasca Perang Dunia I, mengalami perubahan signifikan dalam kebijakan Timur Tengahnya pada pertengahan tahun 2025. Negara-negara besar Eropa mulai mengkritik tindakan Israel dan secara bertahap mengakui Negara Palestina. Apa yang mendorong perubahan mendasar ini?

Beberapa faktor kunci berkontribusi pada pergeseran ini. Pertama, tekanan politik domestik menjadi pendorong utama. Gelombang protes besar yang menentang genosida di Gaza menggema di seluruh Eropa, mendorong politisi untuk menyuarakan keprihatinan rakyat di parlemen dan platform politik lainnya. Pemerintah Eropa, yang sulit mengabaikan bukti kekejaman dan pelanggaran hukum internasional oleh Israel, akhirnya terpaksa mengubah arah.

Kedua, sentimen anti-Israel yang meningkat secara global turut berperan. Pemungutan suara di Majelis Umum PBB menunjukkan bahwa mayoritas negara di dunia menentang tindakan Israel. Koalisi kemanusiaan global yang menentang genosida semakin kuat, memaksa negara-negara Eropa untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka agar tidak terisolasi dari komunitas internasional.

Ketiga, agresi Israel terhadap negara-negara Timur Tengah lainnya, termasuk serangan terhadap ibu kota Qatar, Doha, menjadi titik balik. Serangan ini, yang menargetkan pangkalan militer Amerika terbesar di Timur Tengah dan sekutu dekat Amerika, mengejutkan dunia dan memaksa Eropa untuk mengevaluasi kembali dukungan mereka terhadap kebijakan ekspansionis Israel.

Namun, muncul pertanyaan tentang efektivitas pengakuan diplomatik semata. Muncul kekhawatiran bahwa pengakuan ini datang terlambat, setelah kehancuran Jalur Gaza, dan tidak akan memberikan dampak signifikan di lapangan. Beberapa negara Eropa bahkan mengajukan persyaratan untuk pengakuan mereka, yang mengisyaratkan hanya mengakui negara Palestina yang "artifisial" dengan batasan yang tidak jelas.

Secara keseluruhan, perubahan kebijakan Eropa terhadap Israel dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Pengakuan diplomatik Palestina lebih mencerminkan realitas politik daripada kepentingan kemanusiaan sejati. Jika Uni Eropa tidak mengambil langkah-langkah efektif untuk menghentikan genosida di Gaza, persatuan benua Eropa dapat terancam. Perubahan ini harus diiringi tindakan nyata untuk benar-benar memberikan dampak positif bagi rakyat Palestina.

Scroll to Top