AS Bersiap Perang: Pentagon Tingkatkan Anggaran dan Longgarkan Aturan

Amerika Serikat (AS) tengah bersiap menghadapi kemungkinan perang. Menteri Perang, Pete Hegseth, menyampaikan pesan urgensi ini kepada para komandan militer senior, menekankan perlunya kesiapan yang lebih baik. Meski tidak menyebutkan musuh secara spesifik, peningkatan anggaran pertahanan dan perubahan strategi mengisyaratkan fokus pada potensi konflik di masa depan.

Pentagon baru-baru ini menyelesaikan tinjauan kebijakan utama, Strategi Pertahanan Nasional, yang menggeser prioritas ke keamanan dalam negeri dan wilayah Belahan Bumi Barat. Hegseth menegaskan bahwa perdamaian hanya dapat dijamin melalui kesiapan perang, menolak pasifisme sebagai sikap naif dan berbahaya. Ia menyerukan peningkatan jumlah pasukan, persenjataan, dan amunisi untuk menghadapi ancaman yang berkembang.

Untuk mendukung kesiapan ini, Hegseth mengumumkan aturan keterlibatan yang lebih longgar, memungkinkan militer AS untuk bertindak lebih agresif dalam "mengintimidasi, menurunkan moral, memburu, dan membunuh musuh." Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine, juga menekankan perlunya Amerika untuk "siap berperang" dan menyoroti peningkatan "risiko global" yang tidak disebutkan secara rinci.

Perubahan nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang oleh Presiden Donald Trump bulan lalu semakin memperkuat sinyal kesiapan ini. Hegseth menyatakan bahwa misi utamanya adalah mempersiapkan negara untuk menghadapi peperangan.

Sebagai bagian dari upaya ini, Pentagon telah memberikan kontrak senilai USD5 miliar kepada Raytheon untuk sistem rudal Coyote, di tengah ekspansi anggaran pertahanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Permintaan anggaran pertahanan Gedung Putih untuk tahun fiskal 2026 mencapai USD1,01 triliun, meningkat signifikan sebesar 13,4% dari tahun sebelumnya. Laporan sebelumnya juga mengungkapkan upaya Pentagon untuk menggandakan atau melipatgandakan produksi rudal, sebagai antisipasi potensi konflik, terutama dengan China.

Scroll to Top