DELISERDANG – Warga Perumahan Cemara Asri dibuat geram dengan pemutusan layanan internet MyRepublic secara mendadak. Tanpa sosialisasi yang memadai, jaringan internet yang selama ini menjadi andalan, tiba-tiba lenyap.
Asen, salah seorang pelanggan, mengungkapkan kekesalannya. "Jaringan langsung mati begitu saja. Padahal, banyak teman-teman yang sudah lapor, katanya kontrak antara MyRepublic dengan pihak perumahan sudah diputus," ujarnya.
Kabar yang beredar menyebutkan, pemutusan ini berkaitan dengan masuknya penyedia internet baru. Warga merasa dipaksa untuk beralih ke provider lain yang tarifnya justru lebih mahal.
"Ini sangat merugikan. Bukan hanya urusan rumah tangga, tapi juga bisnis dan kegiatan belajar anak-anak jadi terhambat. CCTV juga ikut mati," keluh Asen.
Ricky, pelanggan setia MyRepublic selama lebih dari tiga tahun, juga menyayangkan pemutusan yang mendadak ini. "Kami sudah bayar, kok tiba-tiba diputus. Seharusnya ada negosiasi dulu, jangan sampai warga jadi korban," tegasnya.
Ia menambahkan, dampak pemutusan ini sangat luas, terutama bagi keamanan dan kegiatan ekonomi warga. Banyak usaha yang terganggu, karyawan yang bekerja dari rumah kesulitan, dan sistem keamanan berbasis CCTV tidak berfungsi.
Wisen menyoroti persoalan kontrak yang dianggap tidak adil. Ia merasa dirugikan karena layanan internetnya seharusnya masih aktif hingga 11 Oktober mendatang.
"Tanggal 18 September lalu, sempat ada gangguan massal. Kemudian, tanggal 19 September ada pemberitahuan akan ada kunjungan teknis dari MyRepublic berkat dukungan pengelola. Tapi, tanggal 29 September, malah ada pengumuman layanan dihentikan karena kontrak diputus. Ini sangat merugikan," jelas Wisen.
Ia mengungkapkan, ada sekitar 60 warga dalam grup komunikasi internal yang terdampak langsung. Warga berencana membawa masalah ini ke media dan menuntut kompensasi serta kejelasan kontrak dari pengelola perumahan dan MyRepublic.
Ahua, pengguna MyRepublic selama dua tahun, membenarkan bahwa pemutusan layanan terjadi tepat sesuai tanggal kontrak antara MyRepublic dan pengelola perumahan.
"Dampaknya sangat terasa bagi anak-anak yang butuh internet untuk sekolah dan warga yang bergantung pada internet untuk usaha," ujarnya. Ia juga mendengar kabar bahwa provider internet baru sulit masuk ke Cemara Asri karena adanya larangan survei dari pengelola.
Warga berharap layanan MyRepublic dapat kembali normal atau ada solusi yang adil dari pihak pengelola dan penyedia internet.
Pihak MyRepublic sendiri menyatakan permohonan maaf dan berjanji akan berusaha mencari solusi agar layanan dapat kembali tersedia di Cemara Asri. "Kami selalu menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama dan berkomitmen untuk memberikan solusi terbaik," tulis MyRepublic dalam surat pemberitahuannya.