Stroke tidak hanya menyerang saat beraktivitas. Kondisi yang disebut wake up stroke atau stroke saat tidur dapat terjadi dan baru disadari saat bangun. Sekitar 20% kasus stroke termasuk dalam kategori ini.
Gejala Stroke Saat Bangun Tidur
Gejala wake up stroke serupa dengan stroke pada umumnya. Beberapa gejala yang mungkin dirasakan saat bangun tidur antara lain:
- Kesulitan berbicara dengan jelas
- Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
- Wajah terkulai
Sebuah studi kasus menggambarkan seorang wanita berusia 64 tahun terbangun di dini hari dan tidak dapat berbicara. Setelah satu jam, kondisinya kembali normal. Kasus lain menimpa wanita 59 tahun yang mengeluhkan sakit kepala hebat dan rasa kantuk berlebihan di pagi hari, serta pernah mengalami mati rasa ringan di sisi kanan wajah, lengan, dan tangan enam bulan sebelumnya.
Penyebab Stroke Saat Tidur
Stroke saat tidur berkaitan dengan ritme sirkadian, yaitu siklus tidur-bangun tubuh. Perubahan pembekuan darah, kadar hormon, dan fungsi sistem saraf selama malam hari dapat memicu kondisi ini.
Faktor lain yang berperan:
- Gangguan pernapasan saat tidur (apnea tidur): Apnea tidur menyebabkan penurunan kadar oksigen ke otak berulang kali.
- Gangguan irama jantung (fibrilasi atrium): Fibrilasi atrium dapat menghambat aliran darah ke otak.
- Plak kolesterol di arteri leher: Plak ini menghambat aliran darah dari jantung ke otak.
Penanganan Stroke Saat Tidur
Penanganan wake up stroke sedikit berbeda dengan stroke biasa. Obat penghancur bekuan darah (alteplase) umumnya belum disetujui untuk kasus ini. Namun, prosedur trombektomi, yaitu mengeluarkan bekuan darah secara mekanis, mungkin menjadi pilihan bagi sebagian pasien. Tujuannya adalah menghilangkan sumbatan dan memulihkan aliran darah ke otak.
Penting untuk diingat, stroke saat tidur harus ditangani sama seperti stroke akut lainnya. Pemeriksaan otak menggunakan sinar-X dapat membantu menentukan tindakan medis yang paling tepat.
