Penemuan Mengejutkan di Gua Harimau: Manusia Purba Sumatera Selatan Rentan Talasemia dan Malaria

Penelitian terbaru mengungkap fakta mencengangkan tentang kesehatan manusia purba yang mendiami Gua Harimau, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Analisis terhadap sisa-sisa kerangka manusia menunjukkan adanya indikasi kuat bahwa mereka pernah terjangkit talasemia dan malaria.

Temuan ini menjadi babak baru dalam pemahaman kita tentang penyakit purba di Indonesia. Sebelumnya, catatan penyakit yang ditemukan pada manusia purba di Indonesia terbatas pada tuberkulosis, karies, dan bruksisme. Kolaborasi antara peneliti nasional dan internasional berhasil memperluas cakupan pengetahuan patologi prasejarah manusia Indonesia, khususnya dari perspektif Asia Tenggara.

Gua Harimau sendiri merupakan situs arkeologi yang sangat penting. Lebih dari 80 penguburan manusia telah ditemukan di sana, bersama dengan artefak-artefak yang merekam rentang waktu hunian yang panjang, mulai dari Paleolitik Atas hingga Paleometalik. Situs ini juga menjadi lokasi penemuan seni cadas pertama di Pulau Sumatera, serta artefak logam tertua di Indonesia prasejarah yang berasal dari abad ke-4 Sebelum Masehi hingga abad ke-1 Masehi.

Talasemia, kelainan genetik pada rantai hemoglobin, menyebabkan anemia berat dan memicu adaptasi tulang yang unik, seperti penebalan dan porositas, serta perubahan pada tulang wajah dan rahang. Kehadiran malaria diduga terkait dengan talasemia, karena gen talasemia justru memberikan keuntungan di daerah endemi malaria. Sel darah merah pembawa sifat talasemia lebih cepat rusak, sehingga mempersulit parasit malaria untuk berkembang biak.

Penelitian ini membuka jalan bagi studi lebih lanjut mengenai penyakit purba dan evolusi manusia di Indonesia. Dengan fasilitas penelitian DNA yang canggih, kolaborasi lintas lembaga diharapkan dapat menghasilkan generasi peneliti baru yang kompeten dan mampu berkontribusi pada pemahaman sejarah manusia dengan perspektif global.

Scroll to Top