Jakarta, Indonesia – Kabar gembira bagi para pemburu dunia alien! Para astronom semakin mendekati titik terang dalam menguak misteri atmosfer sebuah planet di luar tata surya kita, yang memiliki kemiripan dengan Bumi. Eksoplanet bernama TRAPPIST-1 e ini berpotensi menjadi jalan pembuka bagi penemuan dunia lain yang dapat mendukung kehidupan manusia.
TRAPPIST-1 e merupakan salah satu dari tujuh planet berbatu yang mengorbit bintang katai merah TRAPPIST-1, berjarak sekitar 40 tahun cahaya dari Bumi. Sistem planet ini pertama kali ditemukan pada tahun 2016 dan sejak saat itu menjadi target penelitian intensif.
Data dari Teleskop Luar Angkasa James Webb digunakan untuk mengamati TRAPPIST-1 e. Empat pengamatan yang dilakukan sepanjang tahun 2023 belum memberikan bukti pasti mengenai keberadaan atmosfer. Namun, justru inilah yang memicu optimisme di kalangan ilmuwan.
"Berdasarkan pengamatan awal, kami belum dapat menyimpulkan bahwa planet ini tidak memiliki atmosfer. Masih ada harapan bahwa atmosfer mungkin ada," ungkap seorang peneliti.
Tim peneliti telah merencanakan 15 pengamatan lanjutan untuk memperkuat temuan ini.
Sebelumnya, teleskop Webb telah berhasil memastikan ketiadaan atmosfer pada TRAPPIST-1 b, planet terdalam dalam sistem tersebut. Akan tetapi, nasib enam planet lainnya, termasuk TRAPPIST-1 e, masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut.
TRAPPIST-1 e dianggap sebagai kandidat terkuat untuk kemungkinan adanya air dalam bentuk cair di permukaannya.
Studi lain mengungkapkan bahwa TRAPPIST-1 e kemungkinan kecil memiliki atmosfer kaya karbon dioksida seperti Mars atau Venus. Kemungkinan besar, atmosfernya didominasi oleh nitrogen, serupa dengan Bumi atau bulan es Saturnus, Titan.
"TRAPPIST-1 e tetap menjadi salah satu planet di zona layak huni yang paling menjanjikan," kata seorang profesor ilmu keplanetan. "Bukti yang menunjukkan bahwa atmosfernya berbeda dari Venus atau Mars semakin mempersempit fokus kita pada kemungkinan-kemungkinan menarik lainnya."
Penemuan ini merupakan langkah maju yang signifikan. Sebelumnya, mendeteksi atmosfer planet yang jauh dianggap sebagai hal yang mustahil.
Kini, para astronom optimis bahwa TRAPPIST-1 e dapat menjadi kunci untuk memahami dunia luar angkasa yang berpotensi layak huni.
"Penelitian seperti ini sebelumnya terdengar seperti fiksi ilmiah," kata seorang peneliti tentang peluang mendeteksi atmosfer di planet yang jauh. "Saya cukup yakin kita akan dapat mengetahui jenis atmosfer apa yang dimiliki TRAPPIST-1 e, dan jika ternyata mirip Bumi, kita akan mengetahuinya."