Industri perfilman Hollywood kembali dikejutkan dengan terobosan kontroversial: kehadiran aktris kecerdasan buatan (AI) bernama Tilly Norwood. Debutnya di Zurich Film Festival pada September lalu, Tilly langsung mencuri perhatian di forum industri Zurich Summit.
Tilly Norwood adalah kreasi dari studio AI bernama Xicoia, anak perusahaan Particle6 yang dipimpin oleh Eline van der Valden. Van der Valden secara terbuka menyatakan ambisinya untuk menjadikan Tilly Norwood sepopuler Scarlet Johansson dan Natalie Portman. Namun, ia menegaskan bahwa kehadiran Tilly bukan untuk menggantikan aktor manusia.
"Tilly Norwood bukan pengganti manusia. Ini adalah karya seni, hasil kerja kreatif. AI adalah alat baru, sebuah kuas," ujar Van der Valden.
Saat ini, Tilly Norwood terlibat dalam proyek komedi sketsa berjudul "AI Commissioner," yang naskahnya ditulis dengan bantuan perangkat AI, termasuk ChatGPT.
Kesungguhan Van der Valden dalam mengembangkan Tilly Norwood terlihat dari eksistensi aktris AI ini di media sosial. Tilly Norwood telah berhasil mengumpulkan lebih dari 30 ribu pengikut di Instagram.
Van der Valden mengklaim bahwa penggunaan Tilly dan teknologi terkait dapat memangkas biaya produksi film hingga 90 persen. Klaim inilah yang kemudian dianggap sebagai ancaman bagi Hollywood dan masa depan aktor manusia.
Kemunculan aktris AI ini memicu reaksi keras dari SAG-AFTRA, serikat aktor terbesar di AS. Mereka menolak eksistensi Tilly Norwood sebagai aktris dan menegaskan bahwa kreativitas aktor harus tetap berpusat pada manusia.
"SAG-AFTRA menolak penggantian aktor manusia dengan sintesis. Tilly Norwood bukanlah aktor, melainkan karakter yang dibuat oleh program komputer dan dilatih untuk melakukan pekerjaan para profesional. Dia tidak memiliki pengalaman hidup, emosi, dan menciptakan masalah pencurian penampilan, mencuri pekerjaan aktor, mengancam kehidupan aktor, dan mengurangi nilai seni kemanusiaan," tegas SAG-AFTRA.
Kritik terbesar terhadap Tilly Norwood tentu saja berkaitan dengan isu etika dan pekerjaan. Banyak pihak khawatir bahwa keberadaan aktor sintetis seperti Tilly akan mengurangi kesempatan kerja bagi aktor sungguhan, terutama di tengah isu pemanfaatan data wajah dan suara tanpa izin. Apakah Tilly Norwood akan menjadi inovasi atau ancaman bagi industri perfilman? Waktu yang akan menjawab.