Armada Bantuan Gaza Dicegat Israel, Greta Thunberg Dikabarkan Ditahan

Jakarta, CNBC Indonesia – Insiden mencekam terjadi di perairan internasional ketika kapal-kapal yang tergabung dalam Armada Global Sumud, yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Palestina, diserang oleh angkatan laut Israel. Armada yang terdiri dari sekitar 45 kapal, membawa aktivis, politisi, dan tokoh dunia, termasuk aktivis iklim ternama asal Swedia, Greta Thunberg.

Armada Global Sumud berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan misi menembus blokade Israel terhadap Gaza, wilayah yang menurut PBB mengalami krisis kelaparan. Kapal yang ditumpangi Thunberg menjadi salah satu target pencegatan setelah Israel mengeluarkan peringatan agar armada tidak memasuki perairan yang diklaim berada di bawah blokadenya.

Menurut pernyataan Armada Global Sumud, beberapa kapal mereka, termasuk Alma, Sirius, dan Adara, dicegat dan dinaiki secara paksa oleh pasukan Israel di perairan internasional sekitar pukul 20.30 waktu Gaza. Selain itu, komunikasi dengan beberapa kapal lain juga terputus.

Sebuah media Turki, TRT, melaporkan bahwa tentara Israel memasuki kapal dengan senjata, memerintahkan para aktivis untuk mengangkat tangan dan membuang ponsel mereka ke laut. "Aktivis iklim Swedia, Greta Thunberg, telah dibawa oleh pasukan Israel setelah pencegatan kapal-kapal dari armada bantuan #Gaza," tulis TRT di akun Instagramnya.

Kementerian Luar Negeri Israel mengklaim di platform X bahwa beberapa kapal dari armada "Hamas-Sumud" telah dihentikan dengan "aman" dan penumpangnya sedang dipindahkan ke pelabuhan Israel. Mereka juga menambahkan bahwa "Greta dan teman-temannya dalam keadaan selamat dan sehat". Sebuah video yang menunjukkan Thunberg dikawal pergi juga dibagikan oleh kementerian tersebut. Namun, Israel belum memberikan bukti yang mendukung klaim keterkaitan armada tersebut dengan Hamas.

Para aktivis mengecam pencegatan tersebut sebagai tindakan ilegal dan "pembajakan". Anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina, Rima Hassan, yang turut serta dalam armada tersebut, menyatakan bahwa "ratusan" orang "telah ditangkap secara ilegal dan ditahan secara sewenang-wenang oleh Israel" selama pencegatan tersebut.

Spanyol dan Italia, yang mengirimkan pengawal angkatan laut, sebelumnya telah mendesak kapal-kapal tersebut untuk berhenti sebelum memasuki zona eksklusi Israel di lepas pantai Gaza. Armada juga melaporkan dua serangan pesawat tak berawak saat singgah selama 10 hari di Tunisia. Kelompok tersebut menyatakan bahwa salah satu kapal utamanya, Alma, dikepung secara agresif oleh kapal perang Israel, dan kapal lain, Sirius, menjadi sasaran "manuver intimidasi serupa".

Scroll to Top