Menyelami Kehidupan di "When Life Gives You Tangerines": Sebuah Refleksi Diri

Drama Korea "When Life Gives You Tangerines" menawarkan lebih dari sekadar tontonan. Kisahnya yang berlatar Pulau Jeju pada era ’50-an, di tengah kemiskinan dan patriarki yang kuat, memicu perenungan mendalam tentang kehidupan.

Alur maju mundur drama ini, dengan fokus pada kehidupan Ae-sun, membawa kita pada realita perjuangan perempuan dalam masyarakat patriarkis. Namun, di balik kesulitan itu, drama ini mengingatkan tentang harapan kecil dan momen sederhana yang patut disyukuri.

Kisah Ae-sun, yang bergelut dengan kemiskinan, ketimpangan gender, dan tantangan setelah menikah, sangat menyentuh. Sebagai seorang ibu, perjuangannya membela putrinya agar bisa mencoba berbagai hal, terlepas dari norma yang berlaku, terasa sangat relevan.

Drama ini juga menggambarkan kemiskinan sebagai masalah struktural, bukan sekadar kurangnya usaha. Ae-sun dan Gwan-sik bekerja keras, namun tetap terperangkap dalam lingkaran kemiskinan.

Namun, di tengah kesulitan tersebut, Gwan-sik digambarkan sebagai sosok suami dan ayah ideal. Ia gigih dalam mengejar cinta Ae-sun dan memiliki visi yang sama untuk membebaskan putri mereka dari kemiskinan. Ia juga membela putrinya dari perlakuan tidak adil.

Drama ini menyoroti pentingnya orang tua sebagai pemberi validasi pertama bagi anak. Kisah Ae-sun dan Geum-myeong menggambarkan kompleksitas hubungan ibu dan anak, serta harapan orang tua agar anak memiliki kehidupan yang lebih baik.

Kisah Eun-myeong, anak tengah yang dianggap nakal, mengingatkan bahwa kenakalan anak seringkali merupakan cara untuk mencari perhatian dan kasih sayang.

Secara keseluruhan, "When Life Gives You Tangerines" menyajikan percakapan tentang kehidupan yang mendorong kontemplasi diri. Pernyataan bahwa "Kami kurang memperhatikan ayah karena berpikir dia selalu akan ada" menjadi pengingat untuk menghargai orang-orang di sekitar kita sebelum mereka pergi.

Akting IU dan Park Bogum sebagai pasangan sangat memukau. Drama ini mengajak kita untuk melihat kembali kehidupan yang sedang dijalani, hubungan dengan orang-orang terdekat, dan menemukan berlian kehidupan yang tersembunyi.

Scroll to Top