Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) menghadapi tantangan serius dengan tingginya kasus Tubercolosis (TBC). Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng hingga September 2025 mencatat 1.012 kasus TBC terdeteksi setelah pemeriksaan terhadap lebih dari 4 ribu orang yang dicurigai menderita TBC.
Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat masih banyak warga yang memiliki gejala TBC belum memeriksakan diri. Dikes Loteng mencatat ada lebih dari 20 ribu warga yang diduga mengidap TBC.
Ironisnya, dari total kasus yang ditemukan, 48 pasien TBC meninggal dunia. Pasien TBC lainnya saat ini masih dalam perawatan intensif, termasuk pemberian obat TBC secara gratis dari pemerintah daerah.
TBC menjadi salah satu penyebab utama kematian setelah penyakit jantung. Lingkungan yang kurang sehat dan sifat TBC yang menular menjadi faktor utama penyebaran penyakit ini. Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama di lingkungan rumah.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga sangat penting sebagai langkah deteksi dini. Dikes Loteng mendorong warga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat.
Jika mengalami batuk lebih dari dua minggu, masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri. Penanganan yang cepat dapat mencegah TBC berkembang menjadi kondisi yang parah.
Pengobatan TBC memerlukan komitmen tinggi, yaitu mengonsumsi obat setiap hari selama enam bulan tanpa terputus. Pemerintah memastikan ketersediaan obat TBC aman untuk seluruh pasien.