Pengunduran diri Hasan Nasbi dari posisi penting sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Di tengah perbincangan ini, nama aktor Fedi Nuril kembali mencuat karena kritiknya yang tajam terhadap gaya komunikasi Hasan Nasbi selama menjabat.
Fedi Nuril, melalui platform media sosial X, secara konsisten menyoroti cara Hasan Nasbi berkomunikasi yang dianggap tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik. Kritik terpedas dilayangkan saat Hasan Nasbi menanggapi insiden teror kepala babi yang ditujukan kepada seorang jurnalis Tempo dan kantor redaksinya. Alih-alih menunjukkan empati, Hasan Nasbi justru memberikan komentar kontroversial, "Udah, dimasak aja," yang memicu kemarahan publik.
Fedi Nuril dengan tegas mengingatkan bahwa sebagai Kepala Komunikasi Presiden, ucapan Hasan Nasbi merepresentasikan pandangan resmi negara. Ia menyayangkan kurangnya simpati yang ditunjukkan pemerintah dalam kasus ini. Aktor film Ayat-Ayat Cinta itu bahkan memberikan contoh kalimat alternatif yang lebih pantas dan berempati, yang kemudian menjadi viral karena dianggap jauh lebih bermoral dan beretika.
Tak hanya soal insiden kepala babi, Fedi Nuril juga pernah mengkritik sikap Hasan Nasbi terkait penolakan masyarakat terhadap Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI). Hasan Nasbi sempat menyudutkan para penolak RUU TNI dengan tudingan menyebarkan provokasi dan berita bohong. Fedi Nuril menyayangkan penghapusan unggahan tersebut dan mempertanyakan nada ancaman yang tersirat di dalamnya.
Fedi Nuril tak hanya fokus pada aspek komunikasi, tetapi juga menyoroti substansi RUU TNI yang dianggap membuka peluang bagi prajurit aktif TNI untuk menduduki jabatan sipil tanpa batasan. Hal ini dianggap sebagai bentuk baru dari Dwifungsi ABRI ala Orde Baru. Ia menegaskan bahwa tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap TNI tidak bisa dijadikan pembenaran untuk melanggengkan dominasi militer di ranah sipil.
Kritik yang dilontarkan Fedi Nuril mendapat dukungan luas dari masyarakat yang mengharapkan gaya komunikasi pemerintahan yang lebih bijak dan berempati. Pengunduran diri Hasan Nasbi menjadi semacam konsekuensi dari akumulasi kritik publik, di mana suara-suara seperti Fedi Nuril turut berperan dalam menyampaikan aspirasi masyarakat. Fedi Nuril, di luar perannya sebagai aktor, memang dikenal vokal dalam menyuarakan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial dan politik.