Norman Briski, aktor dan sutradara veteran Argentina, baru-baru ini menjadi pusat perhatian karena pernyataan solidernya terhadap rakyat Palestina di Gaza. Pidatonya di Martin Fierro Film Awards 2024 memicu perdebatan sengit, bahkan tuduhan anti-Semitisme terhadap dirinya.
Lahir pada 2 Januari 1938 di Santa Fe, Argentina, Briski dibesarkan dalam keluarga Yahudi. Ketertarikannya pada dunia seni peran membawanya ke Cordoba, di mana ia memulai karier teaternya pada tahun 1955. Sejak itu, ia terus mengembangkan bakatnya, membintangi berbagai drama penting dan mendirikan kelompok teater independen bernama Octubre pada awal 1970-an.
Karena pandangan politiknya yang dianggap kiri, Briski sempat mengungsi ke Spanyol pada tahun 1975 akibat ancaman dari kelompok anti-komunis. Kembali ke Argentina pada tahun 1983, ia melanjutkan karirnya di dunia akting, baik di layar lebar maupun televisi. Ia juga dikenal sebagai penulis naskah drama yang produktif.
Pada pidatonya di Martín Fierro Film Awards, Briski menyatakan dukungan penuhnya kepada rakyat Palestina di Gaza, dan meyakini bahwa mereka tidak akan terkalahkan. Pernyataan ini menuai reaksi keras dan tuduhan anti-Semitisme, mengingat latar belakangnya sebagai seorang Yahudi.
Briski dengan tegas menolak tuduhan tersebut, menegaskan bahwa kritiknya ditujukan pada kebijakan pemerintah Israel, bukan terhadap identitas Yahudi secara keseluruhan. Ia menekankan bahwa membela hak asasi manusia tidak seharusnya diartikan sebagai kebencian terhadap kelompok etnis tertentu.
Kontroversi ini menyoroti kompleksitas isu politik dan identitas di dunia seni, serta bagaimana seorang tokoh publik dapat menjadi sasaran kritik tajam karena pandangan politiknya, bahkan jika pandangan tersebut didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan universal. Norman Briski, dengan segala kontroversinya, tetap menjadi figur penting dalam lanskap seni Argentina.