Konflik Rusia-Ukraina Belum Akan Berakhir dalam Waktu Dekat, Kata Wakil Presiden AS

Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, menyatakan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina diperkirakan belum akan usai dalam waktu dekat. Hal ini diungkapkan meskipun Washington baru saja menandatangani perjanjian mineral dengan Kyiv.

Vance menekankan bahwa tantangan utama bagi AS adalah memfasilitasi kedua belah pihak untuk menemukan titik temu guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun. Ia menegaskan bahwa kesepakatan damai harus datang dari Rusia dan Ukraina sendiri, dan mereka sendirilah yang harus menghentikan konflik ini.

Pernyataan ini muncul setelah AS dan Ukraina menandatangani perjanjian bagi hasil atas sumber daya mineral tanah jarang di Ukraina. Sebagai imbalan, AS menjanjikan bantuan keamanan di masa depan. Kesepakatan ini dipandang sebagai langkah strategis AS untuk memperkuat kerjasama jangka panjang dengan Ukraina, terutama di sektor ekonomi dan pertahanan. Namun, kesepakatan tersebut tidak serta merta mempercepat berakhirnya perang.

Vance juga membela pendekatan Presiden Donald Trump terkait perang di Ukraina. Sebelumnya, Trump mengisyaratkan bahwa Ukraina mungkin bersedia melepaskan wilayah Crimea, yang direbut Rusia pada 2014, demi gencatan senjata. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak usulan tersebut, dengan alasan konstitusi negaranya yang melarang pengakuan atas pendudukan wilayah oleh asing.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyoroti perlunya "terobosan" segera untuk mengakhiri konflik ini. Ia menambahkan, jika tidak ada perkembangan signifikan, Trump mungkin akan menarik diri sebagai mediator bagi kedua negara.

Di hari yang sama, Rusia terus menyerang Ukraina, termasuk menembakkan drone ke Kota Zaporizhzhia yang menyebabkan sejumlah korban luka.

Scroll to Top