Protein Hewani: Kunci Kesehatan Ibu Hamil yang Sering Terabaikan

Kekurangan gizi masih menjadi permasalahan utama dalam kesehatan ibu hamil di Indonesia. Seorang dokter spesialis kandungan menyoroti kasus nyata seorang pasien yang mengalami dampak serius akibat kurangnya asupan protein hewani selama kehamilan.

Dalam video yang diunggah di media sosial, dokter tersebut menceritakan pengalaman menangani pasien yang sedang hamil anak kedua dengan riwayat operasi sebelumnya. Awalnya, kasus tampak biasa saja, namun masalah muncul saat proses pembedahan dimulai.

Otot pasien terlihat rapuh, mudah robek, dan menyebabkan perdarahan yang sulit dikendalikan. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada lapisan otot luar, tetapi juga berlanjut hingga ke dalam. Hal ini tentu saja menyulitkan proses persalinan.

Setelah melahirkan bayi, masalah berlanjut saat proses penjahitan rahim. Otot rahim tetap rapuh dan terus mengeluarkan darah. Dokter tersebut kemudian menanyakan pola makan pasien selama kehamilan.

Jawaban pasien cukup mengejutkan. Ia mengaku sering mengonsumsi makanan seperti cilok, pentol, dan seblak tanpa mengonsumsi protein hewani yang cukup. Selain itu, pasien juga tidak mengonsumsi suplemen kehamilan yang diresepkan oleh dokter.

Dokter tersebut menekankan pentingnya asupan protein hewani yang cukup, terutama selama masa pemulihan pascapersalinan. Protein hewani sangat penting untuk memperbaiki jaringan tubuh dan mempercepat penyembuhan luka.

"Setelah melahirkan, ibu harus makan banyak protein hewani seperti telur dan daging. Hindari makanan yang tidak sehat seperti pentol, cilok, dan cireng. Kita harus memperbaiki kualitas gizinya," tegasnya.

Kekurangan protein hewani tidak hanya mengganggu proses kehamilan dan persalinan, tetapi juga dapat menghambat penyembuhan luka operasi. Jika asupan protein tidak mencukupi, luka operasi berisiko tidak menutup dengan baik, bahkan dapat menyebabkan infeksi.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan protein hewani sejak sebelum kehamilan, selama kehamilan, dan setelah melahirkan. Konsumsi suplemen kehamilan juga tidak boleh diabaikan untuk memastikan kebutuhan gizi terpenuhi.

Scroll to Top