Banyak wanita meyakini menopause adalah perubahan mendadak di usia 50-an. Namun, perjalanan menuju menopause, yang disebut perimenopause, seringkali dimulai jauh lebih awal, bahkan di usia 30-an atau 40-an. Fase ini bisa membawa serangkaian gejala yang seringkali diabaikan atau disalahartikan.
Salah satu ciri khas perimenopause adalah "banjir menopause." Kondisi ini muncul akibat ketidakteraturan ovulasi, yang mengakibatkan perdarahan tidak teratur dan berat. Perimenopause menandai berakhirnya masa reproduksi wanita, biasanya terjadi satu hingga tiga tahun sebelum menopause.
Selain perdarahan tidak teratur, wanita mungkin mengalami beragam gejala, antara lain:
- Perdarahan yang lebih deras atau lebih ringan dari biasanya
- Hot flash (sensasi panas tiba-tiba)
- Kekeringan vagina
- Gangguan tidur
- Perubahan suasana hati, termasuk depresi
Perubahan hormonal selama perimenopause tidak hanya memengaruhi sistem reproduksi. Nyeri sendi, tinnitus (dering di telinga), dan bahkan sensasi kejutan listrik di tubuh bisa menjadi tanda-tanda fase ini.
Setelah menopause, risiko penyakit jantung dan osteoporosis meningkat. Penting bagi wanita, terutama yang berusia 30-an, untuk menyadari bahwa perimenopause adalah bagian alami dari kehidupan dan memerlukan perhatian khusus. Dengan pemahaman yang tepat, wanita dapat lebih siap menghadapi perubahan ini dan mengelola gejala yang mungkin muncul.