Aplikasi e-commerce Temu, yang sempat ramai dibicarakan, membuat gebrakan besar dengan menghilangkan seluruh produk yang berasal dari China untuk konsumen di Amerika Serikat (AS). Perubahan signifikan ini terlihat terjadi pada awal minggu ini.
Langkah ini diduga sebagai respons terhadap meningkatnya tensi perang dagang antara China dan AS, termasuk pemberlakuan tarif masuk oleh mantan Presiden AS Donald Trump serta penghapusan kebijakan ‘de-minimis’ yang sebelumnya menguntungkan impor murah seperti yang dijual Temu.
Sebelumnya, Temu telah menunjukkan tanda-tanda penyesuaian, seperti menaikkan harga produk yang dikirim langsung dari China sejak 25 April 2025, menyusul pengumuman tarif bea masuk terbaru dari AS. Bahkan, sempat ada biaya impor khusus yang dikenakan untuk pesanan dari AS.
Kini, Temu versi AS hanya menampilkan produk berlabel ‘Lokal’, yang berarti produk-produk tersebut akan dikirim dari gudang di AS dan tidak dikenakan tarif baru. Analis industri e-commerce membandingkan strategi ini dengan yang diterapkan oleh Amazon.
Implikasinya, konsumen akan menerima barang pesanan mereka lebih cepat, karena pengiriman dilakukan dari dalam negeri. Namun, kebijakan baru ini berdampak langsung pada penjual asal China, yang sebagian besar tampaknya tidak menyadari bahwa produk mereka tidak lagi dapat diakses oleh pembeli dari AS.
Pembeli pun merasakan dampaknya. Pilihan barang yang tersedia menjadi jauh lebih sedikit. Beberapa pengguna bahkan melaporkan bahwa barang-barang yang ada di daftar keinginan mereka tiba-tiba bertuliskan ‘terjual habis’ dalam semalam.
Keputusan Temu untuk fokus pada produk lokal di AS menandai perubahan strategi besar dalam menghadapi tantangan perdagangan global. Langkah ini juga memicu pertanyaan tentang masa depan platform e-commerce yang mengandalkan impor langsung dari China.