Temu Terpaksa Ubah Strategi Bisnis di AS Akibat Perang Dagang

Perusahaan e-commerce asal Tiongkok, Temu, menghadapi tantangan baru dalam mengirimkan barang langsung ke pelanggan di Amerika Serikat. Hal ini merupakan dampak dari perang dagang antara mantan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Perang dagang, yang ditandai dengan pengenaan tarif tinggi, telah menutup celah tarif de minimis yang selama ini dimanfaatkan Temu. De minimis adalah ambang batas nilai barang impor yang tidak dikenakan pajak atau bea masuk.

Akibatnya, Temu telah melakukan penyesuaian besar pada model bisnisnya di AS sejak aturan baru terkait pengiriman barang bernilai rendah diberlakukan.

Kini, situs web dan aplikasi Temu hanya menampilkan produk yang dikirim dari gudang-gudang di AS. Barang-barang yang sebelumnya dikirim langsung dari Tiongkok, yang mendominasi platform tersebut, sekarang ditandai sebagai "stok habis".

Sebelumnya, Temu dikenal sebagai platform belanja online yang menawarkan barang-barang dengan harga diskon besar-besaran, yang dikirim langsung dari Tiongkok. Harga yang sangat murah ini dimungkinkan karena pemanfaatan aturan de minimis, yang memungkinkan barang senilai US$ 800 atau kurang masuk ke AS tanpa bea masuk sejak tahun 2016.

Namun, celah ini berakhir akibat perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Donald Trump. Selain penghapusan de minimis, tarif baru Trump sebesar 145% terhadap produk Tiongkok, memaksa Temu untuk menaikkan harga, mengurangi iklan online yang agresif, dan mengubah pilihan barang yang tersedia bagi pembeli Amerika untuk menghindari biaya tambahan.

Seorang juru bicara Temu mengonfirmasi bahwa semua penjualan di AS sekarang ditangani oleh penjual lokal dan dilakukan "dari dalam negeri." Meskipun demikian, Temu mengklaim bahwa harga untuk pembeli AS "tetap tidak berubah."

Temu juga aktif merekrut penjual AS untuk bergabung dengan platform mereka, dengan tujuan membantu pedagang lokal menjangkau lebih banyak pelanggan dan mengembangkan bisnis mereka.

Sebelum perubahan ini, pembeli yang mencoba membeli produk Temu yang dikirim dari Tiongkok dikenakan "biaya impor" antara 130% dan 150%. Biaya ini seringkali lebih mahal daripada harga barang itu sendiri dan lebih dari dua kali lipat harga banyak pesanan.

Produk lokal yang ditawarkan Temu diiklankan dengan janji "tidak ada biaya impor" dan "tidak ada biaya tambahan saat pengiriman."

Perusahaan induk Temu, PDD Holdings, telah secara bertahap membangun inventarisnya di AS selama setahun terakhir sebagai antisipasi terhadap meningkatnya ketegangan perdagangan dan penghapusan de minimis.

Pesaing Temu, Shein, juga merasakan dampak dari perubahan ini. Mereka mulai menaikkan harga dan menambahkan label di tempat pembayaran yang menyatakan bahwa "Tarif sudah termasuk dalam harga yang Anda bayar. Anda tidak perlu membayar ekstra saat pengiriman."

Penghapusan de minimis juga memengaruhi penjual pihak ketiga di Amazon yang mengandalkan produsen Tiongkok. Amazon sempat mempertimbangkan untuk menampilkan biaya terkait tarif pada produk-produk tertentu sebelum akhirnya membatalkan rencana tersebut.

Selain pemerintahan Trump, pemerintahan Biden juga berupaya untuk membatasi ketentuan de minimis.

Kritikus berpendapat bahwa ketentuan ini merugikan bisnis Amerika dan memfasilitasi pengiriman barang-barang terlarang karena paket-paket tersebut kecil kemungkinannya untuk diperiksa oleh petugas bea cukai.

Scroll to Top