KYIV – Sebuah inovasi mencengangkan terjadi di medan perang! Drone maritim Ukraina berhasil menembak jatuh sebuah jet tempur Su-30 Flanker milik Rusia di atas perairan Laut Hitam, Jumat lalu. Ini menjadi preseden di dunia, menandai pertama kalinya sebuah wahana nirawak laut mampu menumbangkan pesawat tempur canggih.
Menurut informasi dari militer Ukraina, insiden luar biasa ini terjadi di dekat pangkalan Angkatan Laut Rusia yang strategis di Novorossiysk, Laut Hitam bagian timur. Drone laut, yang dioperasikan oleh unit intelijen militer Ukraina "Group 13", sukses melumpuhkan jet tempur kebanggaan Rusia tersebut.
Kejadian ini sungguh fenomenal, karena untuk pertama kalinya dalam sejarah peperangan, sebuah pesawat tempur hancur oleh serangan drone maritim.
Diduga, jet tempur Rusia bernilai $50 juta (lebih dari Rp800 miliar) itu diterjunkan untuk mencegat USV (Uncrewed Surface Vessel) Ukraina yang dianggap mengancam pangkalan angkatan laut di Novorossiysk dan Kerch. Jet itu terbang rendah, berupaya menghancurkan USV dengan meriam atau roket tak terarah.
Sebelumnya, "Group 13" HUR dikenal mengoperasikan USV Magura V5, dipersenjatai dengan dua rudal AA-12 Archer yang dijuluki Sea Dragon. Namun, belum dipastikan jenis rudal yang digunakan dalam insiden penjatuhan Su-30 Flanker Rusia ini.
Magura V5, dilengkapi kamera, GPS, dan sistem navigasi otonom, dapat beroperasi secara mandiri atau dikendalikan dari jarak jauh, menjadikannya aset mematikan untuk serangan presisi. Desainnya yang rendah dan jejak radar yang kecil membuatnya sulit dideteksi oleh sistem pertahanan udara konvensional, sebuah keuntungan signifikan di Laut Hitam yang dipenuhi kekuatan Angkatan Laut dan Udara Rusia.
Pengembangan drone maritim ini, didukung oleh bantuan teknologi dari sekutu Barat, termasuk Inggris Raya, mencerminkan kemampuan adaptasi cepat Ukraina terhadap tuntutan peperangan modern.
Sejak beroperasi, Magura V5 terbukti efektif dalam menenggelamkan atau merusak sejumlah kapal perang dan kapal pendukung Rusia, termasuk penenggelaman kapal penjelajah Moskva pada tahun 2022, yang menjadi pukulan telak bagi Armada Laut Hitam Rusia.
Menurut laporan dari media Ukraina, dalam operasi Jumat lalu, teknisi Ukraina berhasil memodifikasi rudal R-73 (dikenal dengan kode NATO: AA-11 Archer) agar dapat diluncurkan dari Magura V5. Rudal R-73, biasanya ditembakkan dari jet tempur seperti MiG-29 atau Su-27, diadaptasi dengan rel peluncuran khusus dan sistem penargetan yang disederhanakan, kompatibel dengan perangkat elektronik di dalam drone.
Integrasi sukses rudal udara-ke-udara ke dalam drone maritim ini membuktikan kecerdikan Ukraina dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk menghadapi kekuatan Angkatan Udara Rusia yang superior.