Aktor Adjie Pangestu mengungkapkan penyesalannya atas perseteruan yang terjadi saat perceraiannya dulu. Ia menyadari, jejak digital pertengkaran tersebut kini dapat diakses oleh putranya, Muhammad Rafi Akbar Putra Pangestu.
Adjie mengakui, kala itu ia masih muda dan dikuasai ego. Keputusan yang diambil seringkali didasari emosi yang berlebihan. Tanpa disadari, konflik yang terjadi meninggalkan rekam jejak digital yang bisa diakses oleh Rafi setelah dewasa.
Meskipun kejadian itu sudah berlalu lama, berita tentang perceraian Adjie masih dapat ditemukan secara daring. Rafi pun akhirnya bertanya langsung kepada kedua orang tuanya.
Salah satu ucapan Rafi yang paling menyentuh hati Adjie adalah, "Kita kan sebagai anak enggak bisa milih pengin keluar dari keluarga mana." Rafi memohon agar orang tuanya tidak lagi bertengkar.
Penyesalan Adjie semakin besar karena ia menyadari bahwa putranya menjadi korban dari keegoisan orang tua. "Rafi itu korban banget waktu dia SD," ujarnya.
Pertengkaran yang terus berlanjut setelah perceraian juga berdampak pada kebingungan Rafi. Ia merasa kesulitan menentukan pola asuh siapa yang harus diikuti, karena kedua orang tuanya sibuk memperjuangkan ego masing-masing. "Anak itu bingung, saya mau ikut yang ini atau mau ikut yang ini, tidak sadar (kebingungan anak), kita berkelahi terus," kata Adjie.
Perubahan sikap Rafi yang menjadi pendiam perlahan membaik saat hubungan Adjie dan Annisa Trihapsari mulai harmonis dan mereka bekerja sama sebagai orang tua.
Berkaca dari pengalamannya, Adjie Pangestu menekankan pentingnya bagi orang tua yang bercerai untuk menjaga perkataan mereka. Ia mengingatkan bahwa jejak digital itu nyata dan dapat diakses oleh anak-anak mereka.
Adjie Pangestu dan Annisa Trihapsari menikah pada tahun 1999 dan bercerai pada tahun 2002. Putra tunggal mereka lahir pada 23 Desember 1999.