Iran Pamer Rudal Balistik Baru "Ghassem Basir" dengan Jangkauan 1.200 Km

Jakarta – Iran baru saja memperkenalkan rudal balistik berbahan bakar padat terbaru mereka, Ghassem Basir, yang mampu menjangkau jarak hingga 1.200 kilometer. Peluncuran rudal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Televisi pemerintah Iran mengumumkan bahwa rudal Ghassem Basir merupakan hasil pengembangan pertahanan terkini. Kemampuan rudal Iran telah lama menjadi perhatian negara-negara Barat, yang menuduh Iran mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah.

Iran diketahui memiliki hubungan erat dengan kelompok militan yang menentang Israel, seperti Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, Hamas di Jalur Gaza, dan kelompok bersenjata Syiah di Irak.

Eskalasi konflik antara Iran dan Israel mencapai puncaknya pada Oktober 2024, ketika kedua negara saling serang secara langsung. Israel menyerang target militer di Iran sebagai respons terhadap serangan rudal Iran sebelumnya, yang merupakan balasan atas tewasnya para pemimpin militan yang didukung Iran dan seorang komandan Garda Revolusi.

Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, menyatakan bahwa jika Iran diserang, mereka akan membalas dengan kekuatan penuh dan menargetkan kepentingan serta pangkalan musuh. Nasirzadeh menegaskan bahwa Iran tidak memiliki permusuhan dengan negara-negara tetangga, namun pangkalan Amerika akan menjadi target mereka.

Peluncuran rudal ini dilakukan setelah Iran dan AS mengadakan pembicaraan mediasi di Oman mengenai program nuklir Iran. Pertemuan tersebut menjadi kontak tingkat tertinggi sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir dengan negara-negara besar dunia pada tahun 2018.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mendesak Iran untuk menjauhkan diri dari pengayaan uranium, dengan alasan bahwa hanya negara-negara yang memiliki senjata nuklir yang melakukan pengayaan uranium. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menekankan perlunya kesepakatan yang dapat menghilangkan kemampuan Iran untuk memperkaya uranium dan mengembangkan rudal balistik.

Iran bersikeras bahwa program nuklir mereka bersifat damai dan untuk tujuan sipil, membantah tuduhan bahwa mereka berupaya memperoleh senjata nuklir. Iran juga menolak diskusi dengan AS mengenai kemampuan militer dan pertahanan mereka, termasuk program rudal balistik.

Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya mengancam akan menyerang Iran jika diplomasi gagal dan telah menjatuhkan sanksi tambahan yang menargetkan sektor minyak negara tersebut.

Scroll to Top