Ketegangan Meningkat: Pakistan Uji Coba Rudal, India Gelar Latihan Pertahanan Sipil

Situasi di antara Pakistan dan India kembali memanas setelah serangan teroris di wilayah Pahalgam, Kashmir. Kedua negara, yang merupakan kekuatan nuklir, menunjukkan kesiapan masing-masing melalui serangkaian kegiatan pertahanan.

Pada tanggal 5 Mei 2025, Pakistan sukses meluncurkan rudal permukaan-ke-permukaan jarak pendek seri Fatah. Uji coba ini bertujuan untuk memastikan kesiapan operasional pasukan dan menguji sistem navigasi serta akurasi rudal yang ditingkatkan. Rudal Fatah, dengan jangkauan 120 kilometer, merupakan sistem roket yang dikembangkan dan diproduksi oleh Global Industrial & Defence Solutions (GIDS), sebuah konglomerat pertahanan milik negara Pakistan. Sebelumnya, Islamabad juga telah berhasil menguji Sistem Senjata Abdali dengan jangkauan 450 km sebagai bagian dari Latihan Indus.

Menanggapi hal ini, India tidak memberikan komentar resmi terkait uji coba rudal Pakistan. Namun, sebelumnya, New Delhi mengecam rencana uji coba rudal balistik Pakistan sebagai "tindakan provokasi yang sembrono." Sebagai gantinya, India memerintahkan latihan pertahanan sipil pada tanggal 7 Mei. Latihan ini bertujuan untuk memastikan pertahanan sipil yang efektif jika terjadi serangan musuh. Langkah-langkah yang diambil meliputi penggunaan sirene peringatan serangan udara, pelatihan warga sipil dan pelajar mengenai protokol pertahanan sipil, serta penerapan prosedur pemadaman listrik darurat. Pemerintah juga meminta negara bagian untuk menyembunyikan infrastruktur penting dengan kamuflase dan melatih rencana evakuasi darurat.

Latihan pertahanan sipil semacam ini diadakan di India untuk pertama kalinya sejak tahun 1971, saat perjuangan kemerdekaan Bangladesh.

Eskalasi antara Islamabad dan New Delhi dipicu oleh serangan teroris di Lembah Baisaran, Kashmir, yang menewaskan 26 warga sipil pada tanggal 22 April. Front Perlawanan, yang diduga terkait dengan kelompok militan Lashkar-e-Taiba, awalnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. India menuduh Pakistan mendukung militan bersenjata yang terlibat dalam operasi lintas batas, tuduhan yang dibantah keras oleh Pakistan. Perdana Menteri India Narendra Modi telah memberikan "kebebasan operasional penuh" kepada angkatan bersenjata negara itu untuk menanggapi serangan teroris.

Scroll to Top