Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) menghadapi tantangan serius terkait kesehatan remaja. Gaya hidup yang kurang sehat, terutama pola makan yang buruk, memicu peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti kolesterol tinggi dan asam urat, bahkan pada usia muda. Posyandu remaja menjadi kunci dalam mendeteksi dini dan memberikan edukasi untuk mencegah dampak jangka panjang yang lebih berbahaya.
Ancaman Nyata di Kalangan Remaja
Sore hari di desa Iyok, Kecamatan Bolangitang Barat, potret anak-anak mengidolakan klub sepak bola Eropa kontras dengan realita kesehatan mereka. Minuman kemasan siap saji yang sering dikonsumsi, terkadang hingga lima kali sehari, menjadi ancaman laten.
Puskesmas Bolangitang melalui program posyandu remaja berusaha mengimbau anak-anak untuk membatasi konsumsi jajanan yang berpotensi mengganggu kesehatan. Hasil skrining posyandu pada April 2025 menunjukkan temuan mengkhawatirkan: anak perempuan berusia 16 tahun dengan kadar asam urat 10,1 mg/dl (batas normal wanita 6,0 mg/dl) dan anak perempuan 10 tahun dengan asam urat 9,8 mg/dl. Selain itu, ditemukan pula anak dengan kadar kolesterol mencapai 290 (batas normal 200).
Dampak Jangka Panjang dan Peran Posyandu
Dokter spesialis anak menekankan bahwa kolesterol dan asam urat tinggi pada anak dapat memicu masalah serius di kemudian hari, termasuk penyakit jantung, stroke, kerusakan hati (fatty liver), dan gangguan fungsi ginjal. Kebiasaan mengonsumsi junk food, makanan berlemak, kurang olahraga, dan faktor keturunan menjadi penyebab utama.
Posyandu remaja berperan penting dalam mendeteksi dini masalah kesehatan dan memberikan edukasi tentang pola hidup sehat. Sasaran posyandu adalah anak-anak usia 10-18 tahun. Meski terkadang terkendala waktu pelaksanaan, terutama sore hari yang menjadi waktu bermain anak-anak, posyandu tetap menjadi wadah strategis untuk menjangkau remaja.
Upaya Pencegahan dan Edukasi
Puskesmas Mokoditek di desa Saleo, Kecamatan Bolangitang Timur, juga gencar melaksanakan posyandu remaja. Mereka memberikan arahan tentang konsumsi makanan bergizi, mendorong konsumsi buah, dan mengajak remaja berdiskusi tentang kesehatan. Olahraga berupa senam juga menjadi bagian dari upaya pola hidup sehat.
Dinas kesehatan Bolmut mengakui adanya perubahan pola gaya hidup di masyarakat, termasuk anak-anak, yang berdampak pada kesehatan. Mereka memfokuskan integrasi layanan primer kesehatan melalui posyandu untuk semua umur. Program sekolah sehat yang digagas dinas pendidikan dan kebudayaan juga mendorong siswa untuk berjalan kaki ke sekolah dan menerapkan pola hidup sehat.
Data dan Fakta yang Mengkhawatirkan
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bolmut menunjukkan bahwa penyakit jantung masuk dalam tiga besar hasil diagnosa terbanyak pasien rawat jalan di RSUD Bolmut pada tahun 2023 dan 2024. Bahkan, pada tahun 2024 terdapat empat anak yang didiagnosa penyakit jantung.
Kementerian Kesehatan juga menyoroti peningkatan prevalensi penyakit jantung pada usia muda akibat perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, kurang aktivitas fisik, minim konsumsi buah dan sayur, serta konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan.
Tanggung Jawab Bersama
Kesehatan anak adalah tanggung jawab semua pihak, termasuk pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Melalui posyandu remaja, edukasi, dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, diharapkan remaja Bolmut dapat terhindar dari ancaman penyakit jantung dan ginjal, serta meraih masa depan yang lebih sehat dan produktif. Jangan bersikap ‘Stelan Cuek’ (Stecu) pada kesehatan anak.