Imunisasi tetap menjadi benteng terdepan dalam melindungi masyarakat dari penyakit berbahaya. Sejarah membuktikan imunisasi berhasil membasmi penyakit menular seperti cacar dan polio. Imunisasi bukan hanya menyelamatkan jiwa, tetapi juga mencegah kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Dengan populasi besar yang rentan terhadap PD3I, Indonesia membutuhkan strategi imunisasi yang komprehensif. Di Sulawesi Selatan, rumah sakit swasta memiliki potensi besar untuk meningkatkan cakupan imunisasi, terutama pada anak-anak.
Tantangan dan Peluang
Cakupan imunisasi rutin di Indonesia mengalami penurunan, sehingga meningkatkan risiko penyebaran PD3I. Kurangnya partisipasi aktif dari fasilitas kesehatan swasta dalam menyediakan layanan imunisasi menjadi salah satu penyebabnya. Padahal, ribuan fasilitas kesehatan swasta, termasuk puluhan rumah sakit di Sulawesi Selatan, dapat menjadi mitra strategis dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi.
Tujuan Kebijakan
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan langkah-langkah strategis, termasuk:
- Mendorong pemerintah daerah untuk membuat regulasi yang mendukung penyelenggaraan imunisasi di fasilitas kesehatan swasta.
- Memperkuat peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai koordinator layanan imunisasi.
- Melibatkan organisasi profesi untuk mendorong layanan imunisasi di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta.
- Memastikan layanan imunisasi yang berkualitas dan sesuai standar di seluruh fasilitas kesehatan.
- Memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk menjangkau sasaran imunisasi di berbagai wilayah.
Fakta dan Intervensi
Imunisasi telah terbukti memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat dan pembangunan sosial. Namun, akses yang adil terhadap imunisasi masih menjadi tantangan.
Untuk meningkatkan cakupan imunisasi, beberapa intervensi penting perlu dilakukan:
- Melibatkan pemerintah dan swasta dalam pendanaan dan regulasi imunisasi.
- Meningkatkan partisipasi pemerintah dan masyarakat lokal.
- Memastikan tanggung jawab layanan yang inklusif, berkualitas, dan mudah diakses oleh lembaga kesehatan.
Rekomendasi Peran Setiap Lembaga
Setiap lembaga memiliki peran kunci dalam mewujudkan keberhasilan program imunisasi:
- Kementerian Kesehatan: Menyusun kebijakan, standarisasi, dan pembiayaan layanan imunisasi. Melakukan perencanaan dan penyediaan vaksin, serta pembinaan dan pengawasan pelaksanaan imunisasi.
- Dinas Kesehatan Provinsi: Merencanakan dan menganggarkan program imunisasi. Mengoordinasikan pelaksanaan imunisasi dengan berbagai sektor dan lembaga, termasuk fasilitas kesehatan swasta. Menyediakan vaksin untuk fasilitas kesehatan swasta.
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota: Merencanakan dan menganggarkan program imunisasi di wilayahnya. Mengoordinasikan pelaksanaan imunisasi, termasuk penyediaan vaksin, dengan berbagai sektor dan fasilitas kesehatan swasta.
- Puskesmas: Bekerja sama dengan fasilitas kesehatan swasta untuk menyediakan layanan imunisasi yang berkualitas. Menyusun rencana dan distribusi vaksin, serta merekapitulasi laporan dari fasilitas kesehatan swasta.
- Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta: Bekerja sama dengan fasilitas kesehatan pemerintah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan layanan imunisasi. Menyediakan layanan imunisasi yang berkualitas, melakukan skrining status imunisasi, dan membuat laporan.
- Organisasi Profesi: Memberikan bantuan teknis, meningkatkan kapasitas petugas imunisasi, dan mendorong pelaksanaan jejaring layanan imunisasi.
- Organisasi/Lembaga Non-Pemerintah: Membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan akses layanan imunisasi melalui kemitraan dengan fasilitas kesehatan swasta.
Kesimpulan
Kepemimpinan yang kuat, kolaborasi, dan inovasi adalah kunci untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Dengan memperluas jejaring layanan imunisasi pada fasilitas pelayanan swasta, diharapkan dapat menjangkau lebih banyak sasaran dan meningkatkan cakupan imunisasi secara optimal.
