Hingga pertengahan April 2025, Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat 428 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, mengungkapkan bahwa angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Rincian kasus per bulan adalah: Januari (169 kasus), Februari (141 kasus), Maret (110 kasus), dan April (8 kasus). Kecamatan Jagakarsa mencatat kasus DBD tertinggi (71 kasus), sedangkan Tebet terendah (14 kasus).
Perbandingan dengan tahun 2024 menunjukkan penurunan yang mencolok. Pada periode Januari hingga pertengahan April 2024, tercatat 1.302 kasus DBD, jauh lebih tinggi dibandingkan 428 kasus di periode yang sama tahun 2025. Sepanjang tahun 2024, Mampang Prapatan mencatat kasus tertinggi (322 kasus) dan Cilandak terendah (168 kasus).
Berbagai upaya penanganan DBD terus dilakukan, termasuk memaksimalkan peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dua kali seminggu. Selain itu, dilakukan pengasapan (fogging) di lingkungan sekolah dan pemukiman, serta sosialisasi pencegahan DBD kepada masyarakat, termasuk pelatihan pembuatan perangkap nyamuk (Flytrap) di sekolah-sekolah.
Secara keseluruhan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menangani 2.301 kasus DBD hingga April 2025. Angka ini juga menunjukkan penurunan dibandingkan April tahun sebelumnya yang mencatat 3.164 kasus.