Penyakit tidak menular (PTM) kini menjadi musuh utama kesehatan masyarakat Indonesia. Data mencengangkan menunjukkan, PTM bertanggung jawab atas sekitar 73% kematian di Tanah Air. Artinya, dari jutaan jiwa yang meninggal setiap tahun, sebagian besar disebabkan oleh penyakit seperti jantung, kanker, gangguan pernapasan kronis, dan diabetes.
Penyakit pernapasan kronis, seperti asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), memberikan kontribusi signifikan terhadap beban kesehatan. PPOK bahkan tercatat sebagai penyebab kematian nomor empat di dunia. Di Indonesia sendiri, jutaan pasien PPOK secara rutin membutuhkan perawatan intensif. Kondisi asma pun tak kalah mengkhawatirkan, dengan mayoritas penderitanya mengalami kekambuhan dalam setahun terakhir.
Penanganan PTM bukannya tanpa rintangan. Sistem deteksi dini yang belum optimal, keterbatasan sumber daya manusia, dan akses layanan kesehatan yang belum merata, terutama di daerah terpencil, menjadi tantangan serius.
Namun, harapan tetap ada. Fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti Puskesmas, memegang peranan penting dalam memberikan edukasi, deteksi dini, dan pengelolaan PTM secara komprehensif. Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, terus berupaya memperkuat respons nasional dengan meluncurkan berbagai inisiatif, termasuk program skrining kesehatan gratis untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit.
Sinergi antara pemerintah dan sektor swasta pun semakin diperkuat. AstraZeneca, perusahaan biofarmasi global, menjalin kemitraan strategis dengan Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif, meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, memanfaatkan teknologi terkini (termasuk kecerdasan buatan/AI), serta memperluas akses terhadap pengobatan inovatif di fasilitas kesehatan primer. Kerja sama ini mencakup penanganan berbagai PTM, mulai dari diabetes dan kanker hingga asma, PPOK, infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis, dan penyakit langka.
Kemitraan ini merupakan bukti nyata komitmen bersama untuk membangun sistem kesehatan yang berkelanjutan dan adaptif. Inovasi, baik dalam bentuk terapi, teknologi digital, maupun model kemitraan, menjadi kunci untuk mengatasi tantangan PTM.
Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan inovasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Melalui kerja sama ini, diharapkan tercipta sistem kesehatan yang lebih kuat dan inklusif, dengan fokus pada edukasi, pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan penyakit yang efektif.
Dengan upaya bersama, diharapkan penanganan PTM dapat berjalan lebih efektif, inklusif, dan berkelanjutan, menggerakkan perubahan positif dalam pola hidup masyarakat, dan mewujudkan masa depan yang lebih sehat bagi seluruh rakyat Indonesia.