PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mendapat lampu hijau dari para pemegang saham untuk melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada hari Selasa (27/5/2025).
Nilai buyback yang disetujui mencapai Rp 3 triliun atau setara dengan 10% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor perusahaan. Pelaksanaan buyback ini akan dilakukan secara bertahap atau sekaligus, tergantung pada kondisi pasar.
Honesti Basyir, Direktur Wholesale & International Service Telkom, menyampaikan bahwa inisiatif buyback ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan harga saham perusahaan yang dinilai undervalue.
"Rencana buyback ini adalah cara untuk menaikkan harga saham yang selama ini undervalue," ujarnya dalam konferensi pers.
Lebih lanjut, Honesti menekankan bahwa penguatan fundamental bisnis Telkom tetap menjadi prioritas utama. Sebagai akselerator ekonomi digital Indonesia, Telkom akan terus berfokus pada pengembangan bisnis inti.
Berbagai inisiatif, baik organik maupun anorganik, termasuk modernisasi infrastruktur dan data center, akan terus dilakukan. Transformasi bisnis yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan. Manajemen Telkom optimis bahwa berbagai inisiatif ini akan berdampak positif pada harga saham di masa depan.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi, manajemen Telkom menyatakan bahwa aksi korporasi ini bertujuan untuk memperkuat keyakinan terhadap nilai jangka panjang dan prospek perusahaan. Buyback saham juga merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara kondisi pasar dan fundamental perusahaan, serta menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Manajemen juga meyakinkan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan mengganggu kinerja keuangan perusahaan. Pendapatan Telkom diperkirakan tidak akan menurun akibat aksi korporasi ini. Telkom memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk menjalankan seluruh kegiatan usaha, pengembangan usaha, operasional, serta pelaksanaan buyback saham.
Dana untuk pelaksanaan buyback berasal dari optimalisasi kas internal perusahaan, bukan dari hasil IPO atau pinjaman dalam bentuk apapun.
Pelaksanaan buyback akan dimulai pada 28 Mei 2025 dan berlangsung hingga 27 Mei 2026.