Sanaa – Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah serangan udara Israel menghantam Bandara Internasional Sanaa, ibukota Yaman, yang dikendalikan oleh kelompok Houthi. Israel mengklaim aksi ini merupakan respons terhadap "target teror" Houthi di fasilitas tersebut.
Stasiun televisi Al-Masirah melaporkan bahwa serangan tersebut merusak pesawat dan landasan pacu bandara. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, membenarkan bahwa jet tempur Israel melancarkan serangan terhadap target yang terkait dengan aktivitas teroris Houthi di Bandara Sanaa.
Serangan ini terjadi sehari setelah Houthi menembakkan dua proyektil ke wilayah Israel. Militer Israel menyatakan bahwa serangan mereka berhasil menghancurkan pesawat yang digunakan Houthi untuk mengangkut teroris yang melakukan serangan terhadap Israel.
Israel menuding Bandara Sanaa, seperti halnya pelabuhan Hodeida dan Salif, terus dioperasikan oleh Houthi untuk tujuan teror. Bandara Sanaa sendiri, sejak 2022, melayani penerbangan kemanusiaan PBB dan layanan komersial terbatas dari dan ke Amman. Sebelumnya, bandara ini juga dibombardir oleh Israel pada 6 Mei sebagai balasan atas serangan rudal Houthi yang menghantam Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv.
Otoritas Houthi sempat menyatakan Bandara Sanaa kembali beroperasi secara terbatas pada 17 Mei lalu.
Kelompok Houthi telah berulang kali melancarkan serangan terhadap jalur pelayaran internasional di Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap Jalur Gaza, serta menargetkan wilayah Israel. Meskipun sempat mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Amerika Serikat, Houthi terus melakukan serangan terhadap target Israel, bahkan mengancam akan memberlakukan blokade laut terhadap pelabuhan Haifa.
Israel telah memperingatkan akan menargetkan kepemimpinan Houthi sebagai respons terhadap ancaman dan serangan yang terus berlanjut.