Kabar mengejutkan beredar mengenai investor ternama asal Amerika Serikat, Ray Dalio, yang dikabarkan batal bergabung sebagai Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Informasi ini muncul setelah pengumuman resminya sekitar dua bulan lalu.
Menurut laporan yang beredar, alasan pembatalan ini bersifat pribadi dan belum diungkapkan secara detail. Absennya pendiri Bridgewater Associates ini dinilai sebagai sebuah kemunduran bagi Danantara, terutama di tengah sorotan terhadap transparansi dan arah strategis lembaga tersebut.
Sebelumnya, Dalio diumumkan sebagai Dewan Penasihat bersama tokoh-tokoh berpengaruh lainnya seperti Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, F. Chapman Taylor, dan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.
Respons Danantara
CEO Danantara, Rosan Roeslani, dengan tegas membantah kabar pembatalan tersebut. Ia menyatakan bahwa pihaknya masih menjalin hubungan baik dengan pihak Ray Dalio. Bahkan, pembicaraan bisnis diklaim berjalan lancar.
"Minggu lalu saya baru bertemu dengan timnya, termasuk anaknya, Mark Dalio. Pembicaraan berjalan lancar. Tidak ada itu (Ray batal jadi Dewan Penasihat)," ujarnya. Rosan menegaskan bahwa Dalio masih menjadi bagian dari tim Danantara dan komunikasi rutin tetap terjalin.
Sementara itu, CIO Danantara, Pandu Sjahrir, juga mengamini bahwa komunikasi erat tetap terjaga. Namun, ia enggan memberikan pernyataan definitif mengenai status Ray Dalio sebagai Dewan Penasihat.
"Kita masih komunikasi kok. Bulan lalu bertemu CEO-nya. Anaknya minggu lalu juga bertemu dengan kita. Soal Ray, nanti akan kami bicarakan lebih lanjut," jelas Pandu.
Klarifikasi dari pihak Danantara ini menimbulkan tanda tanya mengenai kebenaran informasi yang beredar. Kepastian mengenai status Ray Dalio sebagai Dewan Penasihat Danantara masih menjadi teka-teki.