Waspada! Liburan Asyik, Kesehatan Harus Tetap Prioritas

Bulan Mei identik dengan hari libur dan cuti bersama. Momen ini sering dimanfaatkan untuk berlibur, berkumpul dengan keluarga, atau sekadar rehat dari pekerjaan. Namun, masa liburan seringkali diiringi dengan godaan kuliner yang menggugah selera dan perubahan gaya hidup yang lebih santai.

Makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan, hidangan bersantan, dan olahan daging berlemak, kerap menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan liburan. Padahal, konsumsi berlebihan makanan jenis ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang dalam jangka panjang berpotensi menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga stroke.

Selain makanan berlemak, asupan makanan manis seperti kue, minuman bersoda, dan hidangan penutup yang berlebihan selama liburan juga perlu diwaspadai. Kandungan gula yang tinggi pada makanan tersebut dapat memicu lonjakan kadar gula darah secara cepat. Tubuh yang mengalami lonjakan gula darah berulang kali akan lebih cepat merasa lapar, mudah lelah, dan mengalami penumpukan lemak, terutama di jaringan adiposa.

Lonjakan gula darah ini memicu peningkatan produksi insulin sebagai respon alami tubuh. Namun, jika hal ini terlalu sering terjadi, dapat berdampak negatif. Konsumsi makanan tinggi gula berulang kali setiap liburan tiba dapat meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang. Tubuh akan terus-menerus mengalami lonjakan gula darah dan insulin dipaksa bekerja terlalu keras dalam jangka waktu lama, yang memicu terjadinya resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan insulin tidak lagi efektif menjaga kadar gula darah tetap normal dan berpotensi berkembang menjadi diabetes mellitus.

Oleh karena itu, penting untuk tetap bijak dalam memilih makanan dan menjaga pola makan selama liburan agar kesehatan tetap terjaga.

Scroll to Top