Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (Asphirasi) mengimbau calon jemaah haji yang gagal berangkat melalui jalur furoda untuk menerima keadaan dengan lapang dada. Menurut Asphirasi, tahun ini pemerintah Arab Saudi memang tidak menerbitkan visa haji furoda.
"Kami berharap seluruh masyarakat Indonesia bersabar dan ikhlas. Meskipun memiliki kemampuan finansial, jika belum mendapat panggilan, kita harus mengikuti aturan yang berlaku di Arab Saudi," ujar perwakilan Asphirasi.
Penutupan jalur visa furoda oleh Saudi, lanjutnya, tidak hanya berdampak pada jemaah Indonesia, tetapi juga jemaah dari berbagai negara di dunia. Meskipun mungkin ada beberapa visa yang diterbitkan secara terbatas melalui mekanisme Business-to-Consumer (B2C), secara umum, penerbitan visa furoda hampir tidak ada tahun ini.
Asphirasi menduga kebijakan ini berkaitan erat dengan upaya reformasi digital dan penataan penyelenggaraan haji yang lebih teratur oleh pemerintah Saudi.
"Kita harus menghormati regulasi pemerintah Arab Saudi yang mungkin bertujuan untuk memperbaiki reformasi digital. Dengan demikian, diharapkan semua jemaah yang datang ke Saudi dapat tertib," jelasnya.
Kepada para jemaah yang merasa kecewa, Asphirasi mengingatkan bahwa haji adalah panggilan. Sekalipun semua biaya telah dibayar dan dokumen administrasi sudah lengkap, keputusan akhir tetap berada di tangan pemerintah Arab Saudi.
"Kami telah menyampaikan kepada jemaah bahwa haji itu adalah panggilan. Meskipun sudah membayar semua biaya dan administrasi sudah lengkap, visa yang diharapkan dari Saudi Arabia belum diterbitkan. Ini adalah wewenang pemerintah Saudi Arabia, bukan lagi tanggung jawab travel. Ini adalah urusan Business-to-Business (B2B) antar negara," sambungnya.
Asphirasi berharap jemaah tetap sabar dan bertawakal. Setiap situasi pasti mengandung hikmah yang bisa dipetik.
"Meskipun merasa tidak enak dan tidak nyaman, kita harus ikhlas. Ini adalah panggilan. Mari kita menunggu tahun depan, Insya Allah," pungkasnya.