Tupperware Indonesia Pamit Setelah 33 Tahun: Akhir Sebuah Era

JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari dunia peralatan rumah tangga. Tupperware, merek ikonik asal Amerika Serikat, mengumumkan penghentian operasionalnya di Indonesia per 31 Januari 2025, setelah 33 tahun hadir mewarnai dapur-dapur keluarga.

Keputusan pahit ini disampaikan melalui akun Instagram resmi @tupperwareid pada Jumat, 11 April 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi global perusahaan yang tengah menghadapi tantangan besar.

Penutupan ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di sebagian besar negara lain tempat Tupperware beroperasi.

Induk perusahaan Tupperware di Amerika Serikat telah mengajukan kebangkrutan sejak September 2024 akibat penurunan minat pasar dan persaingan yang semakin ketat. Meskipun sempat ada upaya penyelamatan melalui penjualan aset, bisnis Tupperware di Indonesia tak lagi mampu bertahan.

Sempat Lolos dari Kebangkrutan

Pada Oktober 2024, pengadilan menyetujui penjualan aset Tupperware kepada pemberi pinjaman, memberikan harapan untuk kelangsungan perusahaan. Namun, CEO Tupperware, Laurie Ann Goldman, menyatakan bahwa perusahaan akan menghentikan operasi di beberapa pasar dan beralih ke model bisnis digital yang lebih ramping.

Sejarah Singkat Tupperware

Tupperware didirikan oleh Earl Silas Tupper pada tahun 1938. Ia berhasil menciptakan plastik yang fleksibel, kuat, ringan, tidak berbau, dan aman untuk makanan. Produk pertama Tupperware, Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler, diluncurkan pada tahun 1946 dan langsung populer.

Produk Tupperware diklaim memenuhi standar keamanan dari berbagai badan pengawas makanan internasional. Pemegang saham dominan Tupperware Brands Corp saat ini termasuk BlackRock Fund Advisors dan The Vanguard Group. Di Indonesia, distribusi produk dilakukan oleh PT Tupperware Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta Selatan.

Pemasaran Ala Arisan: Kekuatan Tupperware di Indonesia

Tupperware dikenal luas berkat sistem penjualan multi-level marketing (MLM) dan Tupperware Party, yang diadaptasi menjadi kegiatan mirip arisan di Indonesia. Ibu-ibu rumah tangga menjadi pelanggan sekaligus tenaga penjual, memperluas jaringan dan potensi keuntungan. Pada masa jayanya, Tupperware Party diklaim digelar setiap 1,3 detik di seluruh dunia.

Kepergian Tupperware dari Indonesia menandai akhir dari sebuah era, meninggalkan kenangan akan produk berkualitas dan sistem penjualan yang unik.

Scroll to Top