Indonesia bersiap menghadapi ancaman serius: tripledemic. Kombinasi infeksi Covid-19, influenza, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus) mengkhawatirkan, khususnya bagi populasi lansia yang jumlahnya diperkirakan terus meningkat hingga 14,6% dari total penduduk pada tahun 2030.
Lansia dengan riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit paru-paru menjadi kelompok yang paling rentan. Belajar dari lonjakan kasus Covid-19 di Singapura akibat penurunan imunitas, Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan.
RSV: Ancaman Tersembunyi yang Lebih Ganas
Di antara ketiga virus tersebut, RSV menonjol karena tingkat penularan dan potensi keparahan klinisnya yang lebih tinggi. Pasien RSV cenderung membutuhkan perawatan intensif, termasuk rawat inap, terapi oksigen, ventilasi, bahkan perawatan di ICU.
Gejala RSV serupa dengan flu atau Covid-19, membuat diagnosis awal menjadi tantangan. Namun, pada lansia dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, RSV dapat memicu infeksi berat seperti pneumonia atau bronkiolitis. Tingkat kematian akibat RSV pada pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit di Thailand mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 15,9%.
Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan, menjadikan lansia sangat rentan terhadap RSV. Penyebaran virus ini terjadi melalui batuk, bersin, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Setiap individu yang terinfeksi berpotensi menularkan virus kepada tiga orang lainnya, meningkatkan risiko penularan di tempat-tempat ramai seperti saat ibadah haji, umrah, atau liburan keluarga.
Seringkali, diagnosis RSV terlewatkan karena tidak menjadi bagian dari pemeriksaan rutin. Karena belum ada pengobatan spesifik untuk RSV, pencegahan menjadi kunci utama untuk melindungi lansia dari ancaman tripledemic ini.