Pemerintah Kota Bengkulu terus menggencarkan pemeriksaan rutin di area lokalisasi sebagai upaya preventif dalam menekan laju peningkatan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Langkah ini diambil menyusul data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu yang mencatat 53 kasus baru HIV sejak Januari hingga April 2025.
Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, menekankan pentingnya pengawasan kesehatan di lokalisasi yang menjadi tanggung jawab Puskesmas Padang Serai. Namun, ia mengakui adanya tantangan dalam pendataan karena aktivitas tidak hanya terpusat di lokalisasi, melainkan tersebar di berbagai wilayah, sehingga sulit dikontrol.
Salah satu faktor utama penyebab tingginya kasus HIV di Kota Bengkulu adalah perilaku seks bebas, terutama hubungan sesama jenis. Menyadari hal ini, Dinkes Kota Bengkulu aktif memberikan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya HIV melalui puskesmas di seluruh kota. Masyarakat juga diimbau untuk memperdalam pemahaman agama dan menjaga lingkungan agar terhindar dari perilaku menyimpang yang merugikan.
Pemerintah Kota Bengkulu memastikan bahwa pengobatan HIV, termasuk obat antiretroviral (ARV), tersedia secara gratis bagi seluruh warga. Hal ini dimungkinkan karena 100 persen warga Kota Bengkulu telah tercover oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, termasuk warga kurang mampu melalui program pemerintah daerah.
Masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan kesehatan, khususnya HIV, dapat mengunjungi rumah sakit rujukan seperti RSUD M. Yunus dan RS Harapan dan Doa. Pemberian obat ARV secara gratis juga tersedia di rumah sakit rujukan tersebut untuk memastikan penderita HIV mendapatkan penanganan yang tepat.